Bisnis.com, BANDUNG — Baru dua bulan berjalan di 2024, Kabupaten Sumedang sudah diterpa tiga bencana secara beruntun. Selain gempa bumi di pergantian tahun, terjadi juga banjir di Ujungjaya akibat meluapnya Sungai Cipelang.
Kemudian pertengahan Februari terjadi bencana angin puting beliung di Kecamatan Jatinangor dan Cimanggung.
"Dari mulai gempa bumi, banjir Ujungjaya sampai dengan angin puting beliung yang menerjang wilayah barat Sumedang di Kecamatan Jatinangor dan Cimanggung dibahas dalam rapat evaluasi bencana alam," kata Pj Sekda Tuti Ruswati.
Untuk itu, ia menguatkan koordinasi dan evaluasi dan konsolidasi dengan OPD terkait penanganan dampak bencana untuk rehab, rekontruksi rumah warga yang terdampak bencana yang melanda Kabupaten Sumedang.
“Bencana alam yang terjadi di Sumedang beruntun mulai dari gempa bumi, banjir dan angin puting beliung. Dampak bencana alam itu merusak banyak bangunan, fasilitas umum dan sosial. Kami akselerasi mudah-mudahan akhir bulan ini sudah bisa menyelesaikan semuanya dan sudah bisa menyalurkan stimulus kepada warga masyarakat yang terdampak bencana,” kata Tuti.
Tuti menyebutkan, saat ini pendataan, verifikasi dan konsolidasi data dampak bencana alam terus dilakukan oleh SKPD terkait.
Baca Juga
“Kami terus melakukan konsolidasi data antara camat, kepala desa untuk sama-sama menyamakan data sehingga tidak terjadinya data ganda dan tidak terjadinya kesalahan sasaran dan lainnya,” katanya.
Pemkab Sumedang menetapkan status tanggap darurat bencana angin puting beliung selama sepekan, 22-29 Februari 2024. Penetapan tanggap darurat agar penanganannya akseleratif dan akan mudah koordinasi dengan provinsi dan pusat sehingga warga masyarakat di lapangan bisa secepatnya dilayani terkait kebutuhannya termasuk recovery-nya.
Data dari BPBD Sumedang, empat desa di Kecamatan Jatinangor yang terdampak angin puting beliung yakni Desa Jatimukti, Cikeruh, Cibeusi, Mekargalih, Cisempur dan Desa Cintamulya. Sementara di Kecamatan Cimanggung ada dua desa yakni Desa Mangunarga dan Sukadana.
Di Kecamatan Jatinangor, dua orang mengalami luka-luka. 6 rumah warga rusak sedang dan 429 rumah warga rusak ringan serta 435 KK terdampak. Sementara untuk bangunan fasos-fasum ada 6 unit yang turut terdampak.
Sementara di Kecamatan Cimanggung di antaranya 23 orang mengalami luka - luka. Kemudian, 116 rumah warga rusak sedang, 111 rumah warga rusak ringan, 253 KK terdampak serta 24 KK atau 78 jiwa pengungsi. Bangunan lainnya yang terdampak yakni 13 pabrik dan 4 bangunan fasos-fasum.
“Berdasarkan data yang masuk dari dua Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor, bangunan yang rusak hampir 95 persen di bagian atap,” kata Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Andri Indra Widianto.
Sementara untuk bencana banjir Ujungjaya, Dinas Perkimtan telah melakukan assesment sebanyak 4 rumag rusak berat, 1 rumah rusak sedang dan 1 rumah rusak ringan. Sebanyak 220 kepala keluarga terdampak.
Dinas Perkimtan juga mendata dampak bencana gempa bumi sebanyak 3.085 bangunan rusak di 12 kecamatan.