Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Barat (Jabar) mengklaim berhasil mengentaskan persoalan desa tertinggal.
Kepala DPMD Jabar Dicky Saromi mengatakan upaya membangun desa ditegaskan dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Desa dan Permendesa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Indeks Desa Membangun (IDM).
Pemprov Jabar mengeluarkan berbagai kebijakan terhadap pembangunan desa, dan meluncurkan program strategis yang diharapkan dapat mendorong lahirnya desa juara.
"Semangat UU Nomor 6 Tahun 2014 untuk membangun, memandirikan dan mensejahterakan desa, direspon oleh Pemprov Jabar melalui 12 prioritas yang dikemas dalam Program Gerbang Desa dengan mengacu pada IDM sebagai bahan rujukannya," katanya di Bandung, Kamis (30/9/2022).
Pihaknya kini sudah mengentaskan jumlah desa tertinggal yang berjumlah 929 desa pada 4 tahun lalu. Prestasi ini mengantarkan Jabar menempati peringkat ketiga IDM, termasuk salah satu provinsi dengan 'Zero Desa Tertinggal'.
"Secara hitung-hitungan dari target 5.000 desa mandiri secara nasional, Jabar telah memberikan kontribusi seperlimanya. Saat ini seluruh kabupaten sudah berstatus maju. Hanya Kota Banjar dengan status mandiri, karena semua desanya berstatus mandiri,” ujarnya.
Baca Juga
Dicky mencatat terdapat desa 10 di Jabar dengan nilai IDM tertinggi, yakni: Desa Panjalu (Kab. Ciamis), Desa Lengkong (Kab. Bandung), Desa Dayeuh, Desa Bojong Kulur, Desa Pondok Udik, Desa Bojonggede (Kab. Bogor), Desa Bungursari, Desa Wanakerta (Kab. Purwakarta), dan Desa Pangandaran (Kab. Pangandaran).
"Khusus Desa Panjalu, juga masuk dalam 10 besar desa mandiri secara nasional," ujarnya.
Meskipun status desa di Jabar masuk dalam kategori maju secara rata-rata, tetapi dari indeks komposit ekonomi masih terbilang rendah. Dengan poin 0,6956 jika dibandingkan dengan indeks komposit sosial sebesar 0,8367 dan indeks komposit lingkungan sebesar 0,7264.
"Artinya ini menunjukkan bahwa sektor ekonomi desa perlu adanya perhatian yang cukup besar, dan intervensi atau treatmentsecara serius," tegasnya.
Saat ini, DPMD Jabar telah menyusun 2 (dua) model strategi intervensi kebijakan, yakni Intervensi Program berbasis Data IDM oleh Perangkat Daerah sesuai kewenangan dan membangun Desa percontohan melalui intervensi program bersama Perangkat Daerah lainnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, desa di Jabar kini banyak yang semakin juara. Pada awal kepemimpinannya ada 929 desa berstatus tertinggal. Namun, seluruh desa di Jabar saat ini sudah tidak ada lagi desa tertinggal. Bahkan, total desa mandiri meningkat signifikan dari 37 menjadi 1.130 desa.
"Desa di Jabar sudah makin juara. Dari 929 desa tertinggal setelah saya menjabat jadi nol. Desa mandiri juga selama tiga tahun yang awalnya 37 desa sekarang 1.130 desa," katanya.
Menurutnya, peningkatan kualitas hidup masyarakat desa penting digulirkan agar tidak ada lagi dikotomi masyarakat yang tinggal di kota dan desa.
"Itu sebabnya, beragam program pembangunan, sebisanya selalu menyertakan pemberdayaan masyarakat desa. Program-program seperti desa wisata, patriot desa, hingga petani milenial, adalah upaya bersama,” tukas Ridwan Kamil.
Menurut eks Wali Kota Bandung itu, kehadiran digital dalam pembangunan desa sangat diperlukan. Maka dari itu, berbagai program desa berbasis teknologi selalu dia gulirkan.