Bisnis.com, MAJALENGKA - Majalengka, salah satu kabupaten di Jawa Barat terus memperkuat posisinya sebagai salah satu penopang utama di Kawasan Metropolitan Rebana.
Dengan potensi ekonomi yang berkembang pesat, wilayah ini mengalami peningkatan signifikan dalam indikator ekonomi utama, salah satunya adalah rata-rata pengeluaran riil per kapita.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Majalengka, rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan mencapai Rp10,84 juta pada tahun 2024. Angka ini meningkat sebesar Rp502.000 atau 4,85% dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Kepala BPS Kabupaten Majalengka Joni Kasmuri, pencapaian ini menunjukkan tren positif perekonomian di wilayah tersebut.
“Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, meskipun masih ada tantangan untuk menjaga daya beli dan mengurangi kesenjangan antar wilayah,” kata Joni, Jumat (13/12/2024).
Joni menjelaskan, beberapa faktor menjadi pendorong utama peningkatan rata-rata pengeluaran riil per kapita di Majalengka. Salah satunya adalah pertumbuhan sektor industri yang semakin pesat di Kawasan Rebana.
Baca Juga
Rebana yang mencakup beberapa kabupaten seperti Majalengka, Subang, dan Cirebon, telah ditetapkan sebagai kawasan strategis ekonomi nasional.
Proyek-proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan tol dan kawasan industri di Majalengka memberikan dampak langsung terhadap ekonomi masyarakat.
“Sektor industri dan infrastruktur menjadi kunci. Banyak masyarakat yang kini mendapatkan pekerjaan di kawasan industri atau terlibat dalam aktivitas ekonomi lainnya yang mendukung sektor tersebut,” ujar Joni.
Kertajati Aerotropolis di Kabupaten Majalengka segera menjadi koridor perekonomian baru di Jawa Barat. Proyek ini diharapkan mampu mengubah wajah ekonomi regional, memperkuat sektor industri, pariwisata, hingga logistik di kawasan tersebut.
Kepala Badan Pengelola (BP) Rebana Bernardus Djonoputro menyebutkan, koridor lama di Bekasi, Cikarang, hingga Karawang sudah terlalu berat karena beberapa faktor. Di antaranya, biaya logistik yang membengkak, tingkat polusi tinggi, hingga penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Di koridor lama, semakin meningkatnya permukiman kumuh, kemacetan, hingga masyarakat di sana kesulitan mendapatkan tempat tinggal yang layak. Harus geser ke koridor baru," kata Bernardus dalam FGD Peluncuran Kota Industri Baru Kertajati Aerotropolis, Majalengka, Rabu (21/8/2024).
Keberadaan Kertajati Aerotropolis didukung oleh infrastruktur yang memadai, termasuk akses jalan tol, dan transportasi umum yang terkoneksi langsung dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
"Industri yang tidak bisa tumbuh karena berada di daerah padat, mereka akan pindah ke kota industri baru ini," kata Bernardus.
Diketahui, Kabupaten Majalengka bakal mendapat efek ekonomi paling depan dibanding kawasan Rebana lainnya. Saat ini, aktivitas ekonomi Majalengka sudah menggeliat.
Di kota industri baru ini, Pemerintah Kabupaten Majalengka pun sudah mempersiapkan diri dengan sumber daya manusia yang diperuntukan untuk pertumbuhan industri lewat pendirian Polman Kampus 2.
