Bisnis.com, BANDUNG - Kawasan Metropolitan Rebana terus menarik perhatian dunia sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.
Dengan investasi yang telah mengalir sebesar Rp15,4 triliun sepanjang Januari-Oktober 2024, kawasan ini tak hanya menjadi pusat industri masa depan, tetapi juga rumah bagi inovasi manufaktur dan teknologi modern.
Salah satu gebrakan terbesar adalah kehadiran BYD, produsen mobil listrik terkemuka dunia yang telah memilih Rebana sebagai basis operasinya.
Hal ini menegaskan posisi Rebana sebagai kawasan yang strategis dalam pengembangan teknologi hijau dan kendaraan listrik, sejalan dengan arah pembangunan berkelanjutan Indonesia.
Kepala Badan Pengelola (BP) Rebana Bernardus Djonoputro mengatakan pandangannya tentang potensi besar kawasan ini. Menurut Bernardus, Rebana memiliki posisi yang unik karena mencakup tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat, dengan dukungan infrastruktur yang terus berkembang.
"Kawasan Rebana dirancang untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis industri, logistik, dan inovasi teknologi. Dengan investasi sebesar Rp15,403 triliun yang telah mengalir, kami fokus menjadikan Rebana sebagai rumah bagi industri masa depan, termasuk manufaktur kendaraan listrik," kata Bernardus dalam Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Savoy Homan, Kota Bandung, Selasa (10/12/2024).
Baca Juga
Ia menambahkan bahwa Rebana telah dirancang dengan pendekatan ekosistem yang terintegrasi. Kawasan ini tidak hanya menjadi pusat industri, tetapi juga mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui fasilitas pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas.
Keberadaan BYD di Rebana merupakan salah satu contoh sukses bagaimana kawasan ini menarik investor global.
Perusahaan asal Tiongkok tersebut berencana membangun pabrik yang mampu memproduksi komponen kendaraan listrik dengan kapasitas tinggi, yang tidak hanya untuk pasar domestik, tetapi juga ekspor.
“Hadirnya BYD adalah bukti bahwa Rebana memiliki daya tarik global. Lokasi strategis, infrastruktur pendukung, dan kebijakan pro-investasi membuat kawasan ini ideal untuk industri manufaktur berteknologi tinggi."
Selain BYD, industri lainnya mulai tumbuh pesat di kawasan ini. Rebana kini menjadi rumah bagi ratusan perusahaan yang bergerak di berbagai sektor, dari industri tradisional hingga teknologi canggih.
Industri manufaktur menjadi salah satu sektor yang paling menonjol di Rebana. Dengan dukungan infrastruktur modern, kawasan ini telah menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan menarik tenaga kerja terampil dari berbagai daerah di Indonesia.
"Industri manufaktur di Rebana tumbuh dengan sangat pesat. Kami memastikan bahwa tenaga kerja yang tersedia memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri melalui program pelatihan dan pendidikan vokasi," ungkap Bernardus.
Ia menambahkan bahwa terdapat lebih dari 475 lembaga pelatihan kerja yang telah terakreditasi di kawasan ini, dengan lebih dari 90.000 lulusan setiap tahunnya. Hal ini mendukung terciptanya ekosistem industri yang berdaya saing tinggi.
Salah satu faktor utama yang menjadikan Rebana menarik bagi investor adalah infrastruktur yang terus berkembang. Pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandara yang terhubung langsung dengan kawasan ini menjadi daya tarik utama.
Melihat perkembangan saat ini, Rebana diproyeksikan menjadi salah satu kawasan ekonomi paling maju di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Dengan fokus pada industri ramah lingkungan, inovasi teknologi, dan keberlanjutan, kawasan ini diharapkan mampu menarik lebih banyak investor global.
"Kami optimis bahwa Rebana akan menjadi salah satu pusat ekonomi yang tidak hanya berkontribusi bagi Jawa Barat, tetapi juga bagi Indonesia secara keseluruhan. Kami terus berupaya memastikan bahwa investasi yang masuk memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak," tutup Bernardus.