Bisnis.com, KUNINGAN - Linggarjati White Paper bakal dijadikan sebagai dokumen strategis yang berisi rekomendasi untuk mendukung pembangunan Metropolitan Rebana inklusif, berkelanjutan, dan layak huni. Pembuatan dokumen strategis tersebut pun melibatkan ratusan perencana kota nasional maupun internasional.
Wakil Kepala Badan Pengelola Rebana Budhiana Kartawijaya mengatakan Linggarjati White Paper merujuk pada semangat kolaboratif dari perundingan Linggarjati yang merupakan tonggak penting dalam sejarah diplomasi Indonesia.
"Dengan semangat yang sama, Linggarjati White Paper diharapkan menjadi panduan penting bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan metropolitan di masa depan," kata Budhiana, Rabu (20/11/2024).
Kawasan Rebana, yang mencakup tujuh kabupaten dan kota di Jawa Barat, yaitu Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Subang, dan Sumedang, memiliki potensi besar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.
Dengan keunggulan geografis, kekayaan sumber daya alam, dan infrastruktur yang terus berkembang, kawasan ini diprediksi mampu menjadi motor penggerak perekonomian Jawa Barat dan bahkan Indonesia secara keseluruhan.
Isu-isu terkait kelayakhunian kawasan metropolitan menjadi tantangan utama dalam perencanaan pembangunan Rebana.
Baca Juga
Dengan pertumbuhan populasi yang pesat, tantangan terbesar adalah penyediaan infrastruktur memadai, perumahan layak dan terjangkau; serta layanan dasar yang bisa mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang.
Budhiana mengatkan, dokumen tersebut diharapkan dapat mencakup berbagai rekomendasi terkait dengan pengelolaan tata ruang efektif, peningkatan kualitas infrastruktur, penyediaan perumahan terjangkau, serta pengembangan sistem transportasi yang dapat menghubungkan berbagai kota dan kabupaten dalam kawasan metropolitan.
Sebanyak 100 perencana kota nasional dan internasional berkumpul dalam The 2nd Rebana Expo: Asia-Pacific Metropolitan Planning Caucus di Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, Rabu (20/11/2024) hingga Jumat (22/11/2024).
Selain melahirkan dokumen Linggarjati White Paper, acara tersebut pun merumuskan langkah konkret dalam pengelolaan aglomerasi perkotaan untuk mendukung target ambisius Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8% yang inklusif dan berkelanjutan.
Budhiana mengatakan, selama tiga hari, forum ini akan membahas isu-isu strategis seperti kelayakhunian kawasan metropolitan, pembiayaan pembangunan, tata kelola, serta dampak sosial, dan ekonomi aglomerasi.
"Lokasi kaki Gunung Ciremai dipilih untuk memberikan suasana inspiratif sekaligus mengingatkan pada semangat historis Perundingan Linggarjati," kata Budhiana.
Budhiana juga menyebutkan, urbanisasi produktif melalui pengelolaan aglomerasi metropolitan dapat menjadi kunci untuk keluar dari jebakan kelas menengah (middle income trap).
Ia mencontohkan keberhasilan kawasan metropolitan dunia seperti Guangdong-Hongkong-Macau, Tokyo Metropolitan Area, Greater London, dan New York Metropolitan Area dalam mengelola urbanisasi secara produktif, terbukti menjadi motor ekonomi negara.
"Kami ingin belajar dari pengalaman mereka dalam merancang dan mengelola kawasan aglomerasi metropolitan," tambah Budhiana.