Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan rencana pembangunan Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR) atau tol dalam kota Bandung memasuki fase yang progresif.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Iendra Sofyan mengatakan kepastian pembangunan BIUTR sudah diawali dengan adanya nota kesepakatan yang diteken oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin dan Pj Wali Kota Bandung sebelumnya, Bambang Tirtoyuliono.
"Kalau berdasarkan nota kesepakatan tentang BIUTR dan Simpang Tidak Sebidang yang sudah ditandatangani Pak Menteri, Pak Pj Gubernur dan Pj Wali Kota Bandung proses persiapan dan pengusahaan BIUTR dimulai tahun ini," katanya kepada Bisnis, Rabu (2/10/2024).
Menurutnya dari kesepakatan tersebut pihak Kementerian PUPR akan mematang rencana pembiayaan konstruksi dan pengadaan lahan apakah berasal dari pinjaman luar negeri atau perpaduan antara APBN dengan swasta lewat skema KPBU.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri akan mengampu dan terlibat dalam proses pengadaan tanah dan penetapan lokasi (penlok). "Untuk persiapan pengadaan tanah dan penloknya ditargetkan 2025, dan Pemprov terlibat dalam proses tersebut," ujarnya.
Iendra juga mencatat rencana konstruksi pembangunan tol dalam kota Bandung akan ditargetkan secepatnya pada 2027. Proyek ini sendiri sudah masuk ke dalam proyek strategis nasional.Bisnis memberitakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkap rencana pengembangan Tol Dalam Kota Bandung yang ditargetkan akan dimulai konstruksi pada tahun ini.
Baca Juga
Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR Triono Junoasmono (Yongki) menyebut bahwa saat ini pihaknya masih menggodok skema konstruksi tol yang resmi ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
"Nanti untuk konstruksi fisiknya ini lagi kita coba tentukan dulu, apakah perlu dukungan pemerintah juga atau tidak? Apakah nanti sebagian KPBU [kerja sama pemerintah dengan badan usaha, sebagian lagi dukon [dukungan konstruksi]. Jadi, Skemanya masih kita kaji," jelas Yongki, dikutip Rabu (15/5/2024).