Bisnis.com, BANDUNG--Cirebon dan Kuningan menyimpan romantika peradaban. Sejarah penyebaran agama Islam lewat Wali Songo di Cirebon, kemudian perjuangan kemerdekaan lewat Perjanjian Linggarjati, Kuningan melahirkan daerah yang kaya kearifan lokal.
Kepala Badan Pengelola Metropolitan Rebana Bernardus Djonoputro memastikan Kuningan dalam penataan ruang Rebana tidak diperuntukkan untuk kawasan industri seperti juga Kota Cirebon.
“Kuningan dan Kota Cirebon masuk dalam flagship development Rebana, selain Patimban, Kertajati dan ITB,” katanya.
Kuningan menurutnya sudah dikunci agar tidak menjadi kawasan industri melainkan sebagai destinasi wisata premium, sementara Kota Cirebon menjadi pusat jasa dan komersial untuk Rebana.
“Kuningan kita tutup peruntukan untuk kawasan industri, Kuningan akan ditujukan menjadi modern agroindustry dan tourism kelas dunia,” tuturnya.
Mendudukkan peran Kuningan sebagai pusat pariwisata Rebana menurutnya belajar dari pengembangan kawasan di kota-kota lain di dunia. Semua koridor ekonomi penting dunia memiliki wilayah pariwisata yang kuat.
Baca Juga
“Hanya 30 menit dari Kertajati, dari Qatar, Abu Dhabi langsung ke Kertajati, naik ke atas [Kuningan] surga dunia sudah,” kata Bernie, panggilan akrabnya.
Belajar dari carut marut kawasan Puncak, Bogor-Cianjur, Kuningan menurutnya harus ditata sejak awal. Karena itu Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama kabupaten/kota di Rebana melakukan harmonisasi tata ruang baik dari RTRW maupun RDTR. “Sebagai destinasi wisata, Kuningan saya kira akan meledak,” tuturnya.
Bernie berharap peluang Kuningan ini disambut baik oleh para investor di sektor perhotelan dan pariwisata. Menurutnya jenama ternama di sektor ini bisa hadir di Kuningan layaknya kawasan Ubud, Bali atau Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
“Kita harus welcome pelaku bisnis wisata yang misinya eco tourism dan konservasi, pemain dunia seperti ini banyak sekali. Bayangkan Four Seasons, Plataran Group di bawah kaki Gunung Ciremai,” ujarnya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah Investasi dan Infrastruktur Jabar Juara 2023. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Dinas Sumber Daya Air (DSDA), Dinas Perumahan dan Pemukiman Jabar, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR), Pemerintah Kabupaten Sumedang, Bank BJB, Migas Utama Jabar, Bank Indonesia Jawa Barat, EIGER dan JNE.