Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vladimir Putin Usir 755 Staf Diplomat AS dari Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pengusiran 755 staf diplomat Amerika Serikat setelah Washington menerapkan rangkaian sanksi terhadap Moskow.
Vladimir Putin/Sputnik
Vladimir Putin/Sputnik

Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pengusiran 755 staf diplomat Amerika Serikat setelah Washington menerapkan rangkaian sanksi terhadap Moskow.

Keputusan pengusiran sejatinya telah dirilis pada Jumat (28/7) lalu, namun kemudian Putin menegaskan seluruh dari 755 orang itu harus sudah angkat kaki dari Rusia pada 1 September mendatang.

Kepada stasiun televisi Rusia, Putin mengatakan lebih dari 1.000 orang telah bekerja dan masih bekerja di kedutaan dan konsulat-konsulat AS dan 755 orang harus menghentikan aktivitas mereka di Rusia. Putin mengaku tidak ingin menerapkan sanksi lanjutan, namun di sisi lain dia mengatakan tidak melihat hubungan kedua negara berubah dalam waktu dekat.

Pengusiran 755 staf diplomat AS dari Rusia boleh jadi pengusiran dalam jumlah terbesar dari suatu negara dalam sejarah modern. Ratusan orang itu, menurut wartawan BBC di Moskow, Sarah Rainsford, meliputi staf diplomat dari berbagai kawasan di Rusia. Selain para staf kedutaan di Moskow, personel yang terdampak mencakup staf konsulat di Ekaterinburg, Vladivostok, dan St Petersburg.

Pemerintah AS menilai tindakan Rusia disayangkan dan merupakan aksi yang tidak perlu.

"Kami tengah meninjau dampak pembatasan tersebut dan bagaimana kami akan meresponsnya," ujar seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS sebagaimana dikutip BBC.com, Senin (31/7) .

Pada Kamis (27/7) lalu, Senat Amerika Serikat sepakat menjatuhkan rangkaian sanksi terhadap Rusia. Rangkaian sanksi terhadap Rusia dirancang sewaktu Barack Obama masih menjabat presiden AS. Kala itu, sanksi-sanksi tersebut didesain sebagai hukuman atas aksi Rusia menganeksasi Krimea dari Ukraina pada 2014.

Wujud sanksi beragam, antara lain pembekuan aset sejumlah petinggi pemerintah Rusia serta pembatasan pada industri minyak Rusia, sektor keuangan, teknologi, dan persenjataan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper