Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Modal Pemprov Jabar di APBD Perubahan 2025 Naik Jadi Rp4,83 Triliun

Pemprov Jabar menaikkan belanja modal dalam Rancangan APBD Perubahan 2025. Dari empat rencana belanja daerah, hanya belanja modal yang mengalami peningkatan.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Bisnis.com, BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat menaikkan belanja modal dalam Rancangan APBD Perubahan 2025. Dari empat rencana belanja daerah, hanya belanja modal yang mengalami peningkatan. 

Rencana perubahan belanja daerah diasumsikan mengalami peningkatan semula sebesar Rp31,08 triliun menjadi sebesar Rp32,23 triliun bertambah sebesar Rp1,16 triliun atau naik 3,73%. Sementara untuk belanja operasional, mengalami pengurangan Rp268,66 miliar atau 1,33% dari semula Rp20,16 triliun menjadi Rp19,89 triliun. 

Setelah itu, belanja tidak terduga juga berkurang Rp879,74 miliar atau 76,22% dari semula Rp15 triliun menjadi Rp274,48 miliar. Pengurangan juga terjadi pada belanja transfer Rp751,65 miliar atau 9,41% dari semula Rp7,99 triliun menjadi Rp7,24 triliun. Penambahan hanya ada di belanja modal dari semula Rp1,77 triliun menjadi Rp4,83 triliun atau bertambah Rp3,06 triliun.

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengatakan volume APBD Perubahan 2025 dalam KUA-PPAS kini Rp32,8 triliun. “Ya naik lah ya," ujarnya dikutip Selasa (12/8/2025).

Ia menegaskan pentingnya arah kebijakan pembangunan yang terukur dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. "Saya menginginkan pembangunan tidak berakhir dengan kesia-siaan, tetapi menghasilkan output, outcome, dan benefit yang memadai bagi kepentingan publik," tegasnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan peningkatan belanja modal Jawa Barat dari Rp1,7 triliun menjadi hampir mencapai Rp5 triliun dalam pergeseran APBD 2025 bukan sekadar pencapaian angka, melainkan harus berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Pak Gubernur KDM melihat pertumbuhan ekonomi Jabar yang tinggi belum diikuti dengan pemerataan kesejahteraan. Indeks Gini Jabar 2025 masih di angka 0,428, lebih tinggi dari rata-rata nasional 0,3. Ini menunjukkan ketimpangan masih menjadi tantangan besar, meskipun ekonomi terus bergerak," kata Dedi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro