Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pariwisata Lesu, Hotel Garut Nyaris Kosong Sepanjang Semester I 2025

Pada Juni 2025, TPK gabungan hotel bintang dan nonbintang hanya mencapai 25,87%, turun 1,15 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 27,02%.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, GARUT - Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Kabupaten Garut mengalami penurunan sepanjang semester pertama tahun 2025. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Garut menunjukkan pada bulan Juni 2025, TPK gabungan hotel bintang dan nonbintang hanya mencapai 25,87%, turun 1,15 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 27,02%.

Penurunan ini bukan hanya terjadi dalam jangka pendek, tetapi juga secara tahunan. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Juni 2024), TPK di Kabupaten Garut anjlok 2,54 poin dari 28,41% menjadi 25,87 persen pada Juni 2025. 

Hal ini menandakan tren penurunan hunian hotel yang konsisten dalam satu tahun terakhir.

Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Kabupaten Garut Hendra Sukatriyana mengatakan tren tersebut mencerminkan adanya penurunan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut selama pertengahan tahun.

"Sebagai daerah tujuan wisata, Garut sangat bergantung pada mobilitas wisatawan. Bulan Juni 2025 memang terlihat terjadi penurunan aktivitas wisata, yang akhirnya berdampak langsung terhadap tingkat hunian hotel,” ujar Hendra, Senin (11/8/2025).

Jika dirinci berdasarkan klasifikasi hotel, pergerakan tingkat hunian pada bulan Juni memperlihatkan dinamika yang berbeda. Hotel bintang mencatatkan kenaikan TPK sebesar 2,45 poin, dari 42,96% pada Mei menjadi 45,41% di Juni 2025.

Namun, kontras terjadi pada hotel nonbintang. TPK hotel nonbintang turun dari 23,34% pada Mei menjadi 22,29 persen di Juni 2025, atau turun 1,06 poin.

Hal ini menunjukkan, meskipun hotel-hotel dengan layanan premium masih mampu menarik pengunjung, hotel kelas menengah dan bawah justru mulai kehilangan pasar.

“Kondisi ini mungkin disebabkan oleh pola kunjungan yang lebih selektif. Wisatawan yang datang ke Garut lebih memilih hotel dengan fasilitas lengkap, sementara pengunjung harian atau wisatawan ekonomi menurun,” tambah Hendra.

Tak hanya hunian, durasi rata-rata menginap tamu di hotel Garut juga mencatat penurunan. Pada Juni 2025, rata-rata tamu hanya menginap 1,07 malam, sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 1,08 malam. 

Jika dirinci, tamu hotel bintang menginap lebih lama, yaitu 1,23 malam, sedangkan di hotel nonbintang hanya 1,00 malam.

Menurut Hendra, penurunan lama menginap menjadi sinyal bahwa banyak wisatawan datang hanya untuk keperluan singkat atau transit.

“Durasi menginap yang semakin singkat menunjukkan menurunnya daya tarik aktivitas wisata atau kurangnya event yang membuat pengunjung ingin tinggal lebih lama,” jelasnya.

Secara keseluruhan, semester pertama 2025 memperlihatkan fluktuasi yang tidak stabil. TPK sempat naik pada Maret dan April, didorong oleh momentum libur Lebaran dan awal musim liburan sekolah. Namun, penurunan kembali terjadi pada Mei dan berlanjut ke Juni.

Faktor cuaca, minimnya promosi destinasi, serta kondisi ekonomi masyarakat diduga turut memengaruhi tren penurunan ini. BPS Garut mencatat bahwa kunjungan wisatawan domestik ke tempat wisata unggulan seperti Cipanas, Papandayan, dan Darajat mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Menanggapi hal ini, Hendra Sukatriyana menyarankan agar pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap strategi pengembangan pariwisata.

“Garut memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata, tetapi perlu pendekatan baru dalam hal promosi, peningkatan kualitas pelayanan, dan pengembangan atraksi wisata,” tegasnya.

Menurutnya, peran aktif sektor swasta dan masyarakat juga sangat penting untuk memulihkan gairah wisata daerah, apalagi memasuki semester kedua yang biasanya menjadi momentum liburan akhir tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro