Bisnis.com, CIREBON - Pengelola Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM) mengklaim ada tujuh investor yang berinvestasi di kawasan industri sekitar Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Bagian Pemasaran Pengelola KIEM Anggarwati mengatakan tujuh investor tersebut sudah menanamkan uang sebesar Rp40 miliar sepanjang 2024 ini. Satu di antaranya, merupakan penanaman modal asing (PMA).
“Nilai investasi yang kami catat hanya dari sisi pembelian lahan di kawasan peruntukan industri ini mencapai Rp40 miliar,” kata Reni di Kabupaten Majalengka, Kamis (22/8/2024).
Reni mengatakan kawasan industri terbaru di Majalengka ini memiliki luas 400 hektare yang diperuntukkan untuk sektor industri pengolahan makanan, sepatu, baja, beton, dan manufaktur. Ratusan hektare itu juga bagian dari Kawasan Metropolitan Rebana.
Geliat di kawasan tersebut, kata Reni, baru terlihat pada 2024, meskipun pembangunan sudah dilakukan sebelum pandemi Covid-19.
"Meskipun pengembangan terhambat pandemi Covid-19, kami yakin akan ada lonjakan nilai investasi lebih signifikan dalam beberapa tahun ke depan," katanya.
Baca Juga
Kertajati Aerotropolis di Kabupaten Majalengka segera menjadi koridor perekonomian baru di Jawa Barat. Proyek ini diharapkan mampu mengubah wajah ekonomi regional, memperkuat sektor industri, pariwisata, hingga logistik di kawasan tersebut.
Kepala Badan Pengelola (BP) Rebana Bernardus Djonoputro menyebutkan koridor lama di Bekasi, Cikarang, hingga Karawang sudah terlalu berat karena beberapa faktor. Di antaranya, biaya logistik yang membengkak, tingkat polusi tinggi, hingga penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Di koridor lama, semakin meningkatnya permukiman kumuh, kemacetan, hingga masyarakat di sana kesulitan mendapatkan tempat tinggal yang layak. Harus geser ke koridor baru," kata Bernardus.
Keberadaan Kertajati Aerotropolis didukung oleh infrastruktur yang memadai, termasuk akses jalan tol,m dan transportasi umum yang terkoneksi langsung dengan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
Kertajati Aerotropolis akan dikenalkan dalam West Java Investment Summit (WJIS) pada 19 September 2024 di Kota Bandung.