Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Cirebon Khawatir Penurunan Produksi Padi Berlanjut

Petani di Kabupaten Cirebon mengkhawatirkan penurunan kinerja produksi padi terus berlanjut hingga 2024.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, CIREBON - Petani di Kabupaten Cirebon mengkhawatirkan penurunan kinerja produksi padi terus berlanjut hingga 2024. 

Petani di Kabupaten Cirebon, Abdullah mengatakan selama tahun lalu ia hanya mampu memproduksi padi sebanyak 600 kilogram. Beberapa tahun lalu, produksi dari sawah miliknya mampu menembus angka 1,2 ton.

Penurunan tersebut, kata Abdullah, diperkuat lantaran mundurnya masa tanam padi dari Januari ke April 2024. Cuaca buruk yang terjadi pada awal tahun dan rendahnya alokasi pupuk subsidi menjadi pemicu.

"Bulan Mei ini baru mau panen pertama. Normalnya, bulan ini sudah memasuki masa panen kedua. Kami pasrah tahun ini panen hanya dua kali saja," kata Abdullah kepada Bisnis, Selasa(7/5/2024)

Petani Kabupaten Cirebon mengharapkan pemerintah daerah mampu memperkuat jaminan kepada petani. Jaminan tersebut untuk melindungi akibat gagal panen, bencana alam, serangan organisme pengganggu pertumbuhan, hingga dampak perubahan iklim.

Menurutnya, di tengah anjloknya angka produksi, petani mengeluhkan pupuk subsidi yang langka. Bahkan, stok yang ada justru dijual mahal kepada petani-petani besar.

"Seretnya suplai pupuk sehubungan dengan naiknya ongkos produksi. Biaya produksi tinggi, tetapi nilai jual produksinya rendah. Sangat berpengaruh terhadap pendapatan," kata Abdullah.

Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan. Pada 2022, luas lahan pertanian padi mencapai 100.950 hektare. Namun hingga akhir 2023, lahan tersebut mengalami penyusutan hingga ke angka 82.889 hektare.

Selain penyusutan, produksi padi Kabupaten Cirebon pun anjlok dari 494.669 ton menjadi 488.476.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Samsina mengatakan panen di Kabupaten Cirebon baru terjadi di Kecamatan Babakan seluas 830 hektare. Kemudian, disusul oleh Waled 458 hektare, Susukan Lebak 202 hektare, Ciwaringin 160 hektare, Gempol 147 hektare, dan Plumbon 132 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper