Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panen Raya April, Jabar Hasilkan 737.000 Ton Beras

Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTH) Provinsi Jawa Barat mengungkapkan pada April ini Jabar akan panen raya sekitar 737.000 ton beras.
Petani memanen padi di areal persawahan kawasan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/1/2019)./Bisnis-Rachman
Petani memanen padi di areal persawahan kawasan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/1/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, BANDUNG--Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTH) Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat mengungkapkan pada April ini Jabar akan panen raya sekitar 737.000 ton beras.

Angka sekitar 737.000 ton beras ini didapat dari hampir 224.000 hektare sawah yang aka  panen pada April mendatang. Dengan perhitungan 224.000 hektare sawah di kali 5,7 ton sehingga menjadi 1.276.800 ton gabah kering. 

"Jumlah gabah kering ini di kali 57,75% dan didapat sekitar 737 ribu ton beras," katanya dikutip Kamis (7/3/2024).

Jumlah tersebut diakuinya sedikit lebih baik, ketimbang ketika masa fenomena El Nino tahun kemarin. Dimana terakhir, pada masa tanam Oktober-Desember 2023 hanya mampu memanen dari 173.000 hektare sawah. 

Walaupun normalnya biasanya Jawa Barat, terutama pada masa tanam Januari sanggup memanen padi dari 423.000 hektare sawah. "Tapi itu baru angka prediksi dari BPS ya. Untuk panen April ini," katanya.

Kendati belum optimal, Dadan mengaku stok beras di Jawa Barat masih terbilang aman. Sebab pada awal 2023 lalu, Jabar sempat surplus hingga 1,2 juta ton beras. "Makanya, produksi itu yang dikonsumsi oleh kita sekarang," ucapnya.

Meski El Nino sudah dinyatakan berakhir, kondisi alam diakuinya masih belum baik-baik saja. Terlebih dalam waktu dekat sudah akan memasuki musim kemarau.

Maka dari itu pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian menginstruksikan daerah khususnya Jabar untuk melakukan sejumlah strategi agar tidak hanya mengandalkan sawah yang teririgasi.

Diantaranya dengan memanfaatkan peluang lahan tadah hujan yang sebelumnya belum produktif, untuk dijadikan areal persawahan.

"Kalau (lahan) dekat sungai, kita lakukan pompanisasi atau pipanisasi. Kalau tidak ada, kita bantu buat sumur dalam. Sehingga musim kemarau tidak hanya mengandalkan sawah yang ada irigasi teknis," imbuhnya.

Langkah ini sekaligus upaya guna melakukan swasembada pangan, seiring dengan adanya beberapa negara yang menarik diri sebagai eksportir beras ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper