Bisnis.com, UTAH -- Ahli paleontologi telah menemukan fosil utuh Tiranosaurus di Utah, Amerika Serikat, yang diperkirakan berusia 76 juta tahun.
Dilansir Daily Mail, diperkirakan dinosaurus itu berusia 12-15 tahun saat mati. Para ahli menduga hewan tersebut mewakili salah satu individu dari spesies Teratophoneus curriei, yang hidup pada periode Late Cretaceous 66-90 juta tahun lalu.
Para ahli juga memperkirakan bahwa panjangnya 17-20 kaki, meski dengan kepala yang relatif pendek. “Kami ingin melihat lebih dekat fosil ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang anatomi Tiranosaurus, biologi, dan evolusi,” kata Dr Randall Irmis, kurator paleontologi di Museum di Departemen Geologi dan profesor Geofisika di Universitas Utah.
Menurut dia, penemuan ini adalah penemuan pertama fosil terlengkap yang pernah ditemukan di AS barat daya. "Dengan setidaknya 75 persen tulangnya diawetkan, ini adalah kerangka Tiranosaurus terlengkap yang pernah ditemukan di AS barat daya," ujarnya.
Karena fosil tersebut ditemukan dalam keadaan yang utuh, para ahli menduga dinosaurus tersebut mati di saluran sungai akibat banjir.
"Monumen ini adalah campuran topografi yang kompleks, yaitu dari padang pasir yang tinggi sampai ke tanah tandus. Dan sebagian besar luas permukaan terkena batu, membuatnya menjadi dasar yang kaya untuk penemuan baru," ujar ahli transgenik GSENM, Dr. Alan Titus, yang menemukan fosil tersebut.
Titus menambahkan, tim arkeolog tidak hanya menemukan dinosaurus saja, tetapi juga buaya, kura-kura, mamalia, amfibi, ikan, invertebrata, dan fosil tumbuhan. Semua temuan tersebut merupakan ekosistem yang unik dan tidak ditemukan di tempat lain.
Sampai saat ini, masih banyak misteri tentang dinosaurus tersebut di AS bagian selatan. Namun, fosil yang baru ditemukan ini dapat membantu memperbaiki pemahaman tentang sejarah mereka.
Para peneliti menjelaskan, mengumpulkan fosil adalah tugas yang sulit. "Banyak daerah yang sangat terpencil sehingga seringkali kita perlu persediaan apapun untuk turun dan memasukinya," kata Irmis.
Penemuan fosil ini telah dikirim ke Museum Sejarah Alam Utah dengan helikopter untuk dipelajari lebih lanjut.
"Kita juga akan melihat ukuran fosil ini, pola pertumbuhannya, biologi, merekonstruksi otot untuk melihat bagaimana binatang itu bergerak, seberapa cepat larinya, dan bagaimana ia makan dengan rahangnya," kata Irmis. "Kemungkinannya tak ada habisnya dan menggairahkan."