Bisnis.com, CIREBON- Sejumlah titik tambang di Desa Cupang, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon resmi ditutup setelah tragedi longsor maut di kawasan tambang Gunung Kuda yang menewaskan pekerja beberapa waktu silam.
Penutupan ini dilakukan sebagai langkah pencegahan serta penegakan hukum atas aktivitas tambang ilegal di kawasan hutan milik Perhutani.
Wakil Bupati Cirebon Agus Kurniawan Budiman mengatakan lokasi tambang yang ditutup berada di dalam Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK).
Hal ini berarti segala bentuk kegiatan pertambangan di kawasan itu harus mendapat izin langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Perhutani terbuka terhadap pemanfaatan hutan selama sesuai dengan aturan. Skemanya bisa dalam bentuk kemitraan agroforestri, produktif, atau kerja sama bisnis ke bisnis [B-to-B], bukan tambang ilegal,” ujar Agus, Rabu (16/8/2025).
Agus mengatakan, penutupan tambang di Desa Cupang dilakukan sebagai tindak lanjut dari pengawasan lingkungan pascatragedi Gunung Kuda dan merujuk pada regulasi terbaru, yaitu Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2025 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan.
Baca Juga
Pemerintah tetap memperhatikan keberlangsungan ekonomi masyarakat sekitar hutan. Karena itu, dua pendekatan solusi ditawarkan kepada warga yang terdampak penutupan tambang.
Solusi jangka pendek berupa pemanfaatan lahan hutan dengan sistem tumpang sari legal, sesuai mekanisme kerja sama yang diatur Perhutani.
Sementara itu, solusi jangka panjang melalui pengembangan destinasi wisata Batu Lawang menjadi kawasan ekowisata yang mampu menarik wisatawan dan memberikan nilai tambah ekonomi.
"Keselamatan warga harus diutamakan. Penambangan liar di kawasan hutan sangat berisiko tinggi, apalagi tanpa pengawasan dan izin sah. Kami tidak ingin terjadi lagi bencana longsor seperti di Gunung Kuda,” kata Agus.
Menurut Agus, Pemkab Cirebon akan memperkuat kolaborasi dengan Perhutani serta mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam pelestarian hutan melalui pendekatan ekonomi berkelanjutan.
“Kami mengapresiasi keterbukaan dan komitmen Perhutani dalam menjalin kemitraan. Jika pengelolaan wisata Batu Lawang ditata serius, ini bisa menjadi alternatif pengganti tambang yang jauh lebih aman dan lestari,” tambahnya.