Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Garut Terima Kompensasi Rp6 Juta Per Hektare Akibat Gagal Panen

Pemerintah Kabupaten Garut memberikan bantuan kompensasi sebesar Rp6 juta per hektare kepada petani yang mengalami gagal panen akibat banjir dan longsor.
Petani melakukan penyemprotan anti hama terhadap tanaman padi yang baru ditanama di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/10/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Petani melakukan penyemprotan anti hama terhadap tanaman padi yang baru ditanama di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/10/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, GARUT-  Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Pertanian memberikan bantuan kompensasi sebesar Rp6 juta per hektare kepada petani yang mengalami gagal panen akibat banjir dan longsor di lima kecamatan pada akhir Juni 2025. 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman menjelaskan, bantuan ini ditujukan kepada petani yang lahannya mengalami pus atau gagal panen total, khususnya pada komoditas padi sawah. 

"Setiap petani yang lahannya terkena puso mendapatkan bantuan tunai sebesar enam juta rupiah per hektare. Dana ini diharapkan bisa menjadi modal awal untuk kembali menggarap sawahnya," ujar Haeruman, Senin (14/7/2025).

Bencana alam berupa hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Garut pada 28 Juni lalu menyebabkan kerusakan infrastruktur dan lahan pertanian di sejumlah wilayah. Pemkab Garut merespons situasi ini dengan menetapkan status tanggap darurat bencana melalui surat keputusan bupati.

Data yang dihimpun oleh Dispertan mencatat lahan pertanian terdampak banjir mencapai luas 67,08 hektare, dengan 2,6 hektare di antaranya mengalami puso. Sementara itu, akibat longsor, tercatat 8,36 hektare lahan terdampak, dengan 1,36 hektare gagal panen total.

"Kerusakan terbesar terjadi di lahan padi sawah, namun beberapa petani hortikultura juga mengalami kerugian meskipun di bawah luasan satu hektare. Komoditas yang terdampak mencakup tomat, cabai, jagung, ubi jalar, kembang kol, dan jeruk," tambah Haeruman.

Wilayah terdampak tersebar di lima kecamatan, yaitu Garut Kota, Sukaresmi, Leuwigoong, Cilawu, dan Cisurupan. Total sebanyak 32 petani tercatat sebagai penerima bantuan ganti rugi dari pemerintah daerah.

Meski nilai bantuan mengacu pada satuan hektare, namun masing-masing petani menerima jumlah yang berbeda-beda, tergantung pada luas lahan yang benar-benar mengalami puso. Mayoritas petani yang mendapatkan bantuan memiliki luas garapan di bawah satu hektare.

Program ini bukan hanya untuk meringankan beban ekonomi petani pascabencana, melainkan juga ditujukan untuk menjaga kelangsungan aktivitas pertanian di wilayah terdampak. 

Pemerintah daerah berharap melalui suntikan dana tersebut, para petani bisa kembali menanam dan menjaga stabilitas produksi pangan di daerah.

Salah satu penerima bantuan, Agus Permana, petani dari Kelurahan Sukamenteri, Kecamatan Garut Kota, menyampaikan rasa syukur atas bantuan yang diterimanya.

Ia mengaku sempat pesimis dapat kembali bertani dalam waktu dekat setelah sawahnya terendam banjir.

"Alhamdulillah ada bantuan dari pemerintah. Kami merasa diperhatikan, dan ini sangat membantu kami untuk mulai tanam lagi," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper