Bisnis.com, BANDUNG—Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat optimistis gelaran Sunda Karsa Fest Karya Kreatif Jawa Barat (KKJB) 2025 bisa menjadi oase di tengah situasi dagang global yang tidak menentu.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Disperindag Jabar Mochamad Lukmanul Hakim mengatakan ekspor Jabar dipastikan terpengaruh oleh kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump sebesar 32% bakal diberlakukan pada 1 Agustus 2025 mendatang.
Menurutnya selama ini Jawa Barat menjadi provinsi dengan share ekspor paling paripurna di seluruh Indonesia, sebesar 13,76% dan saat ini tengah lesu, sehingga Pemprov Jabar terus berupaya mendongkrak ekspor, salah satunya dengan berkolaborasi bersama BI Jabar di Sunda Karsa Fest KKJB 2025.
Perhelatan akbar yang digelar di Trans Studio Mall pada 17-20 Juli 2025 ini, dengan melibatkan ratusan UMKM, puluhan desa wisata, serta pelaku usaha ekonomi kreatif atau ekraf, diyakini dapat membuka celah menembus pasar luar negeri lain di luar Amerika. Memaksimalkan produk ekraf andalan Jabar seperti kulit, furniture dan olahan bambu.
"Nah kolaborasi ini, kita proyeksikan sebagai satu kegiatan yang mendukung luar biasa terhadap ekspor, yang harapannya nanti lambat laun akan menjadi satu daya tarik terhadap buyer internasional. Harapannya nanti, lambat laun ini (Sunda Karsa Fest KKJB 2025) menjadi satu ikon dan secara tidak langsung mengundang perhatian buyer dan akan datang langsung ke Jawa Barat," katanya di Gedung Sate, Bandung, Senin (14/7/2025).
Meski saat ini situasi sedang berat, optimisme tetap dibangun melalui beragam kegiatan guna mendongkrak ekraf di Jabar, agar bisa eksis di mancanegara selain Amerika.
Baca Juga
"Kita harus optimis. Ke depan event ini mudah-mudahan kita berharap menjadi event internasional tentunya, walaupun kita juga sedang berupaya, kita mempunyai satu event, di Oktober ini namanya WJX, West Java Expo," ucapnya.
Disperindag Jabar juga sedang menggodok, bagaimana kolaborasi-kolaborasi seperti KKJB bisa mengundang satu mulai dari investor, kedua industrial user, kemudian tentunya buyer. “Nah yang terakhir ketika mereka datang, tadi sektor pariwisata akan terdongkrak," katanya.