Bisnis.com, INDRAMAYU - Pemerintah Kabupaten Indramayu memastikan musim tanam pertama 2024/2025 akan dimulai pada 1 Desember 2024. Saat ini, sejumlah persiapan dilakukan untuk memaksimalkan produksi padi di kabupaten tersebut.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu Sugeng Heriyanto mengatakan, persiapan menuju musim tanam tersebut yakni, penyediaan irigasi, pupuk, alat mesin pertanian, hingga bibit berkualitas.
Menurut Sugeng, Indramayu harus siap karena menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional. Sehingga, bidang pertanian harus mendapatkan perhatian serius.
"Musim tanam I ini lebih relatif aman, namun kita harus ekstra perhatian pada musim tanam II nanti agar semuanya bisa tanam dan panen," kata Sugeng, Selasa (22/10/2024).
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Indramayu mengembangkan pertanian modern di lahan sekitar 10.000 hektare. Dalam pengembangan tersebut, pemerintah melibat sejumlah petani milenial.
Dari 10.000 hektare lahan tersebut, seluas 3.000 hektare ada di Tukdana, 2.000 hektare di Bangodua, 2.000 di Lelea, 1.500 hektare di Widasari, dan 1.500 hektare di Cikedung.
Baca Juga
Indramayu memiliki potensi menjadi terdepan dalam pengembangan pertanian modern di Indonesia. Program tersebut pun menggunakan pendekatan aplikatif, modifikasi, dan efisien, dengan melibatkan petani milenial serta teknologi alsintan.
Pemerintah Kabupaten Indramayu menargetkan, produksi padi sebanyak 1,7 juta ton pada 2024 ini. Daerah utara di Jawa Barat ini merupakan salah satu lumbung pangan nasional.
Sugeng mengatakan, produksi padi di wilayahnya sudah menembus angka 1,1 juta ton hingga Agustus 2024. "Kami optimis produksi padi bisa tercapai," kata Sugeng.
Tahun lalu, Kabupaten Indramayu memproduksi beras sebanyak 819.871 ton selama 2023. Angka tersebut membuat daerah di kawasan Metropolitan Rebana ini menjadi penopang daerah produksi beras terbesar di Jawa Barat.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), meskipun menjadi produsen beras utama di Jawa Barat, produksi padi di Indramayu mengalami penurunan dibandingkan 2022. Pada 2022, produksi salah satu jenis pangan ini mencapai 855.976 ton.
Sementara, produksi beras Jawa Barat selama 2023 menembus angka 5,25 juta ton.