Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indramayu Kembangkan Pertanian Modern Seluas 10.000 Hektare

Indramayu mengembangkan pertanian modern di lahan sekitar 10.000 hektare. Dalam pengembangan tersebut, pemerintah melibat sejumlah petani milenial.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, INDRAMAYU - Pemerintah Kabupaten Indramayu mengembangkan pertanian modern di lahan sekitar 10.000 hektare. Dalam pengembangan tersebut, pemerintah melibat sejumlah petani milenial.

Penjabat Sementara Bupati Indramayu Dedi Taufik mengatakan dari 10.000 hektare lahan tersebut, seluas 3.000 hektare ada di Tukdana, 2.000 hektare di Bangodua, 2.000 di Lelea, 1.500 hektare di Widasari, dan 1.500 hektare di Cikedung.

"Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian melalui penggabungan inovasi teknologi dan keterlibatan generasi muda," kata Dedi Taufik di Kabupaten Indramayu, Jumat (4/10/2024).

Dedi mengatakan, Indramayu memiliki potensi menjadi terdepan dalam pengembangan pertanian modern di Indonesia. Program tersebut pun menggunakan pendekatan aplikatif, modifikasi, dan efisien, dengan melibatkan petani milenial serta teknologi alsintan.

“Semoga program ini dapat memperkuat bisnis pertanian di Kabupaten Indramayu dan menjadi contoh bagi daerah lainnya,” kata Dedi.

Pemerintah Kabupaten Indramayu menargetkan, produksi padi sebanyak 1,7 juta ton pada 2024 ini. Daerah utara di Jawa Barat ini merupakan salah satu lumbung pangan nasional.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu Sugeng Heriyanto mengatakan, produksi padi di wilayahnya sudah menembus angka 1,1 juta ton hingga Agustus 2024. "Kami optimis produksi padi bisa tercapai," kata Sugeng.

Tahun lalu, Kabupaten Indramayu memproduksi beras sebanyak 819.871 ton selama 2023. Angka tersebut membuat daerah di kawasan Metropolitan Rebana ini menjadi penopang daerah produksi beras terbesar di Jawa Barat.

Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), meskipun menjadi produsen beras utama di Jawa Barat, produksi padi di Indramayu mengalami penurunan dibandingkan 2022. Pada 2022, produksi salah satu jenis pangan ini mencapai 855.976 ton. 

Sementara, produksi beras Jawa Barat selama 2023 menembus angka 5,25 juta ton. 

Dalam upaya mendukung produksi tersebut, Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Barat, Rustan Massinai menyebutkan, pihaknya menjadikan 1.000 lahan pertanian padi berada di wilayah Kecamatan Widasari dan Kecamatan Jatibarang menggunakan mode organik.

Melalui metode tersebut, kapasitas produksi naik menjadi 10 ton per hektare. Sementara, mode penanaman non organik hanya sekira tujuh ton per hektare.

"Dengan menggunakan organik, selain terjadi peningkatan produksi juga ada peningkatan harga jual karena padi organik lebih mahal dan tentu menyehatkan serta ramah lingkungan,” kata Rustan.

Rustan mengatakan, Kabupaten Indramayu menjadi pilot project di Indonesia dalam pengembangan pertanian organik. Memiliki lahan baku sawah (LBS) mencapai 125.442 hektare, menjadi alasan program tersebut bisa dilakukan.

Menurutnya, Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil padi terbesar di Indonesia. Namun, penanaman padi secara organik belum dilakukan di salah satu lumbung pangan nasional itu.

"Produksi padi dari Kabupaten Indramayu terus ditingkatkan salah satunya dengan mengembangkan padi dengan menggunakan sistem organik yang lebih ramah lingkungan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper