Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus mendorong supaya industri kecil dapat terlibat dalam pasar global.
Salah satu strategi Pemprov Jabar adalah, dengan mempertemukan industri besar dengan industri kecil, melalui High Level Meeting di Gedung Sate, Bandung, Jumat 23 Agustus 2024.
Membuka celah kemitraan agar kedua belah pihak dapat menjalin simbiosis mutialisme, dalam menciptakan produk.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan saat ini memang tengah diperlukan kolaborasi dalam mengurai salah satu persoalan di Jabar, yakni pengangguran.
Mengingat saat ini angka pengangguran di Jabar masih terbilang tinggi, sekitar dua juta orang. Sebab itu, harus dipersiapkan dengan matang, mulai dari link and match antara tenaga terampil dan lapangan kerja, hingga kerja sama antara industri besar dan kecil.
Sebab itu diharapkan, melalui High Level Meeting antara industri besar otomotif dan industri kecil kali ini, dapat membuka peluang berkolaborasi sekaligus menuntaskan masalah pengangguran dan indeks gini.
Baca Juga
"Paling penting harus ada tindaklanjut, jangan hanya seremonial. Ini PR juga industri besar, menengah, kecil bagaimana bisa menggendong industri rumah tangga. Indeks gini tinggi, lampu merah. Kita saling menguatkan satu dan lainnya," ujar Sekda Herman dikutip Minggu (25/8/2024).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat Noneng Komara Nengsih menuturkan dalam High Level Meeting kali ini Pemprov Jabar menstimulasi industri besar otomotif dapat melibatkan industri kecil, dalam membuat kelengkapan komponen dalam produk mereka.
Harapannya, tidak hanya industri besar yang berkembang. Tetapi juga industri kecil secara perlahan turut terangkat, karena terlibat dalam produksi.
"Ada 14 industri besar (terlibat). Jadi harapan kita industri kecil ini terangkat dan bekerjasama dengan industri besar yang saat ini lebih ke otomotif," ujar Noneng.
Indonesia bukan lagi sebagai negara importir otomotif. Melainkan sudah menjadi eksportir bagi negara lain, bahkan telah mencakup lebih dari 90 negara.
"Industri yang kecilnya juga banyak, kita pertemukan dan ada penandatanganan Letter of Intent 14 industri besar yang bekerja sama," ucapnya.
Selain itu, turut dilakukan penandatanganan kerja sama antara Pemprov Jabar dengan Yayasan Darma Bakti Astra, dalam menguatkan komitmen pada High Level Meeting kali ini.
Tidak hanya itu, Pemprov Jabar dalam High Level Meeting memberikan sertifikat kepada Pasar Panorama Lembang dan Pasar Purwadadi Subang sebagai pasar Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Mereka sudah kita dampingi, fasilitasi hingga akhirnya mendapat sertifikat SNI. Jadi, pasar itu memenuhi syarat SNI, misalnya terpisahnya antara pasar kering dan basah, itu salah satunya ada 40 item penilaiannya," imbuhnya.
Saat ini, total sudah ada 18 pasar yang diberikan sertifikat SNI termasuk Pasar Panorama Lembang dan Pasar Purwadadi Subang. Diharapkan, pasar SNI itu dapat menjadi tempat wisata baru yang dapat dikunjungi masyarakat.
"Dengan SNI itu, pasar harus lebih sehat, bukan sekedar pertemuan suplai dan deman saja, tapi menjadi tempat wisata yang dikunjungi, sekarang konsumen banyak pilihan, pasar tradisional pasti akan tetap dipilih kalau kondisinya bersih, pelayanannya ramah," tandasnya.