Bisnis.com, CIREBON - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kabupaten Indramayu menjadi daerah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di kawasan Metropolitan Rebana.
Berdasarkan data tersebut, jumlah penduduk di Kabupaten Indramayu mencapai 1.894.330 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 225.041 atau 12,77% penduduknya masuk ke dalam kategori miskin.
Di Kawasan Metropolitan Rebana, daerah dengan jumlah penduduk miskin paling rendah diduduki oleh Subang. Kabupaten tersebut memiliki jumlah warga miskin sebanyak 155.340 jiwa dari total keseluruhan penduduk hampir 1,62 juta jiwa.
Selain itu, skor indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Indramayu paling rendah sebesar 68,55. Sementara, daerah dengan skor IPM tertinggi di Metropolitan Rebana diduduki oleh Kota Cirebon sebesar 75,89.
Pemerintah Kabupaten Indramayu usulkan persetujuan substansi Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu 2024-2044 ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang RI.
Bupati Indramayu, Nina Agustina mengatakan, peraturan tersebut diubah lantaran pemerintah daerah berupaya meningkatkan realisasi investasi serta dan mengembangkan potensi lokal untuk Rebana Metropolitan.
Baca Juga
"Kabupaten Indramayu berada dalam kawasan emas Metropolitan Rebana. Kawasan Rebana ini adalah super kawasan ekonomi yang dibangun untuk mengakselerasi laju pembangunan di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat," kata Nina.
Nina menyebutkan, dalam pengembangan kawasan Metropolitan Rebana, pemerintah daerah sudah mengalokasikan 14.000 hektare lahan untuk kawasan industri, kawasan penghasil garam, kawasan perikanan, kawasan tanaman pangan, kawasan permukiman, kawasan pariwisata, dan kawasan hutan.
Selain itu, diperuntukkan pula untuk kawasan perkotaan Indramayu dan Karangampel; kawasan pengelolaan minyak dan gas bumi, dan kawasan agropolitan.
“Tujuan penataan ruang Kabupaten Indramayu ini adalah untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Indramayu yang berdaya saing berbasis pertanian, minyak dan gas, serta industri yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,” kata Nina.