Bisnis.com, GARUT - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) menyebutkan kerugian masyarakat Kabupaten Garut akibat guncangan gempa bumi mencapai Rp3,05 miliar.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut saat ini masih melakukan pendataan serta kaji cepat yang mencakup inventarisasi kerusakan dan penyelamatan warga.
"Kendati demikian, kondisi saat ini cenderung lebih terkendali pascagempa terjadi," kata Abdul Muhari melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Senin (29/4/2024).
"Selanjutnya, BPBD akan melakukan perbaikan fasilitas umum, pembersihan materil dampak dari gempa, serta perbaikan rumah warga," sambungnya.
Jumlah rumah rusak akibat gempa di Kabupaten Garut, terus bertambah menjadi 151 unit per Senin (29/4/2024). Sebelumnya, jumlah rumah yang rusak akibat guncangan tersebut sebanyak 67 unit.
Berdasarkan data, ratusan rumah rusak itu berada di 60 desa dan 4 kelurahan dari 26 wilayah kecamatan.
Baca Juga
Muhari pun mengimbau kepada masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya terkait adanya bencana gempa bumi ini.
Selain itu, masyarakat pun diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa bumi berkekuatan 6,5 magnitudo mengguncang 151 kilometer barat daya Kabupaten Garut pada Sabtu (27/4/2024) pukul 23.29 WIB.
Gempa yang terjadi pada kedalaman 10 kilometer ini terasa tidak hanya di wilayah Garut, melainkan hingga Sukabumi, Bandung, Tasikmalaya, Tangerang, Bogor, Jakarta, Kebumen, Banyumas.
Kemudian, Cilacap, Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, dan Malang. Gempa tersebut tidak menimbulkan potensi terjadinya tsunami.
Bencana tersebut merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault).