Bisnis.com, BANDUNG—Dinas Perhubungan Jawa Barat mencatat dua indikator penyebab kemacetan kerap terjadi di wilayah Bandung Raya.
Kadishub Jabar Koswara mengatakan indikator pertama yakni terkait kinerja jalan, dimana, saat ini kinerja jalan di Bandung Raya rata-rata visi rasio mencapai 40%.
"Ini diproyeksikan sampai dengan tahun 2035, apabila tidak dilakukan perubahan-perubahan itu bisa sampai 100% visi rasionya. Artinya itu stuck merah semua," katanya di Bandung, Selasa (17/11/2023).
Menurutnya visi rasio menggambarkan kapasitas daya tampung dari jalan terhadap kendaraan. Ia menyebut, dengan visi rasio 40% saja sudah dapat menyebabkan kemacetan bila terjadi sedikit gangguan di jalan.
"Kalau sudah 100% itu artinya sudah penuh semua. Itu sudah macet total," ungkapnya.
Hasil kajian World Bank, kondisi jalan di Bandung Raya harus segera dilakukan intervensi perubahan moda transportasi. "Maka program perencanaan sudah cukup panjang, kalau tidak dilakukan intervensi dari angkutan massal akan sangat susah membangun jalan di Kota Bandung. Maka harus dirubah menjadi angkutan massal," katanya.
Baca Juga
Adapun indikator kedua yakni terkait layanan atau sering disebut moda share angkutan umum. Koswara mengatakan, saat ini layanan angkutan umum di Bandung Raya baru mencapai 13%.
"Kalau 13% maka 87 persennya itu angkutan pribadi yang ada di dalam pergerakan Kota Bandung sebanyak 16 juta," imbuhnya.
Menurutnya, dari angka 87% angkutan pribadi tersebut hampir 62-70% itu adalah kendaraan roda dua.
"Potensi perubahan berkendara dari angkutan pribadi ke angkutan umum itu harusnya bisa menyasar dari pengendara roda dua. Jadi kalau diserap menjadi angkutan umum maka akan kurang lebih beralih 60%," tandasnya.