Bisnis.com, BANDUNG—Meski mayoritas publik puas atas kinerja Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, hasil survei Litbang Kompas menyorot terkait urusan lapangan pekerjaan dan ekonomi yang mendapat respons rendah dari warga Jabar.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengatakan dua hal yang masih dinilai belum memenuhi kepuasaan warga Jabar adalah kinerja di sektor ekonomi dan pembukaan lapangan pekerjaan. Menurutnya dua urusan ini tidak terlepas dari pengelolaan pendidikan yang jauh dari keterpaduan.
“Lapangan pekerjaan terjadi berebutan di daerah industri, kenapa itu terjadi? Karena kita lupa membangun konektivitas antara pendidikan dan lingkungan, antara pendidikan dan industri. Antara dunia IT dengan keadaan masyarakat. Apa yang menjadi kelemahan dasar masyarakat Jawa Barat? Matematika dasarnya lemah, sehingga ketika seleksi, mereka kalah,” katanya di HUT ke-80 Jabar di Gedung Merdeka, Bandung, Selasa (19/8/2025).
Menurutnya gambaran bahwa Jabar masih tertinggal di sektor pendidikan maupun ekonomi, hal ini lebih baik diungkapkan karena merupakan fakta. KDM—panggilan akrabnya menilai jangan sampai dunia pendidikan menjadi kamuflatif karena ingin terlihat baik di mata publik.
“Harus kita ceritakan adalah fakta yang sebenarnya, bukan pembangunan kamuflatif. Kalau pendidikan dasar kita masih bermasalah, katakanlah bermasalah. Kalau ada anak SD belum bisa baca tulis, katakan itu terjadi. Kalau ada kematian ibu dan anak, katakan itu terjadi,” katanya.
Jabar membutuhkan pemimpin yang peka, birokrat yang panca sampurna—pejabat yang bisa mendengar, matanya memperhatikan, hatinya iklas, untuk melihat cerita rakyat yang hadir di sosial media. “Maka konektivitas para birokrat untuk melihat perkembangan yang terjadi di jagad media sosial adalah kepekaan untuk membaca situasi,” tuturnya.
Baca Juga
Survei Litbang Kompas menutururkan berdasarkan survei yang dilakukan dengan skala penilaian 1-10, rata-rata nilai kinerja Pemprov Jabar berada di angka 8,51, dengan standar deviasi 1,634, menunjukkan persepsi publik yang umumnya positif.
Survei menunjukkan sejumlah program KDM yang meraih apresiasi positif. Program dengan Kepuasan Tinggi Program pembangunan ruang kelas baru (RKB) di sekolah-sekolah tercatat sebagai salah satu program dengan kepuasan publik tertinggi dengan sebanyak 91,6% responden puas (11,4% sangat puas dan 80,2% puas), hanya 4,6% yang tidak puas.
Namun ada ketidakpuasaan pada kinerja Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi mulai isu kemiskinan dengan 37,9% menyatakan puas dan 60,4% tidak puas. Selain itu, kinerja dalam pemberian bantuan langsung untuk kesejahteraan masyarakat juga dinilai masih kurang maksimal (48,8% tidak puas, 50,4% puas).
Untuk penyediaan transportasi umum hanya meraih 53,5% kepuasan dengan 45,6% tidak puas, sedangkan pengelolaan sampah juga masih jadi sorotan dengan 58,8% tidak puas. Catatan paling serius muncul pada lapangan kerja dan pengangguran, di mana hanya 31,4% warga yang puas, sementara 67,2% menyatakan tidak puas.