Bisnis.com, CIREBON - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan Kabupaten Cirebon menjadi salah satu daerah di wilayah pantai utara (pantura) Jawa Barat yang paling parah mengalami kekeringan.
Sub Kordinator Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Juwanda mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir ini wilayah kerjanya tidak pernah diguyur hujan.
Akibatnya, kata Juwanda, Kabupaten Cirebon menjadi daerah paling kering dibandingkan daerah di kawasan Pantura Jawa Barat.
“Kabupaten Cirebon sangat kering, ditambah belum juga turun hujan. Kalau seperti ini, kami prediksi jumlah desa yang terkena dampak bencana bakal terus meluas,” kata Juwanda di Kabupaten Cirebon, Kamis (14/9/2023).
Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Cirebon, kekeringan yang terjadi menyebabkan 15 desa dari sembilan wilayah kecamatan mengalami krisis air bersih.
Dalam catatan tersebut, belasan yang mengalami kekeringan adalah Desa Windu Haji (Kecamatan Sedong), Karangwuni (Kecamatan Sedong), Sedong Kidul (Kecamatan Sedong), Windujaya (Kecamatan Sedong), Sedong Lor (Kecamatan Sedong, Sibubut (Kecamatan Gegesik), Mundu Pesisir (Kecamatan Mundu),
Baca Juga
Kemudian, Desa Karanganyar (Kecamatan Panguragan), Dukuh (Kecamatan Kapetakan), Desa Girinata (Kecamatan Dukupuntang), Slangit (Kecamatan Klangenan), Sampiran (Kecamatan Talun), Gempol (Kecamatan Gempol), Karanganyar (Kecamatan Karangwareng), dan Desa Seuseupan (Karangwareng).
Juwanda mengatakan, bencana yang terjadi berdampak kepada 58.728 warga jiwa dari 17.096 kepala keluarga (KK).
Pemerintah daerah, lanjut Juwanda, memastikan puluhan ribu warga terdampak bakal mendapatkan suplai air bersih secara kontiyu.
"Sampai tanggal 10 September kami sudah kirim sebanyak 74 tangki atau 296.000 liter. Karena satu tangki isinya 4000 liter, jadi kalau dikalikan 74 totalnya 296.000 liter," kata Juwanda.