Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Kenapa Jabar Jadi Primadona Investasi

Ada sejumlah alasan mengapa Jawa Barat secara umum menjadi primadona investasi. Bahkan, Jawa Barat mencatatkan diri sebagai juara investasi secara nasional.
Tol Cisumdawu menjadi salah satu konektivitas penting dalam menyedot investasi, khususnya di kawasan Metropolitan Rebana/Bisnis
Tol Cisumdawu menjadi salah satu konektivitas penting dalam menyedot investasi, khususnya di kawasan Metropolitan Rebana/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengungkapkan ada sejumlah alasan mengapa Jawa Barat secara umum menjadi primadona investasi. Bahkan, Jawa Barat mencatatkan diri sebagai juara investasi secara nasional.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yulistiani mengatakan, ada sejumlah alasan yang menjadi pemikat investor memilih menanamkan modal di Jawa Barat. Salah satu yang paling penting adalah konektivitas yang mumpuni.

"Di Jabar paling banyak trase jalan tol, kemudian didukung aksesibilitas yang memiliki kemantapan cukup tinggi, infrastruktur dasar penyediaan energi, (ketersediaan) bahan baku, dan air juga Jabar jadi salah satu lokasi yang paling banyak pilihannya,” jelasnya, Rabu (2/8/2023).

Kemudian faktor sumber daya manusia (SDM) pun menjadi alasan mengapa Jawa Barat menjadi pilihan bagi para investor. Untuk meningkatkan hal tersebut, Nining pun memastikan sudah melakukan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dengan meningkatkan kemampuan vokasional hingga menghadirkan pendidikan vokasi di kawasan-kawasan industri.

"Bakal ada Polman di Majalengka, itu nanti bakal menerapkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan di sana. Karena di kawasan Metropolitan Rebana ini memang membutuhkan skill yang spesifik," jelas dia.

Selain itu, mudahnya perizinan juga dipastikan oleh Nining menjadi salah satu alasan yang tak kalah penting. Bahkan, pihaknya sudah melayani banyak investor yang membutuhkan data di Data Center yang dimiliki DPMPTSP.

Hingga saat ini, Nining memaparkan capaian investasi di Jawa Barat sudah di angka 55 persen atau senilai Rp103 triliun dari target yang diberikan Pemerintah Pusat yaitu Rp188 triliun. 

“Pak Gubernur (Ridwan Kamil) door to door menawarkan investasi, hasilnya Alhamdulillah sudah terlihat,” jelasnya. 

Kemudian, dalam waktu dekat Pemprov Jabar akan menggelar kegiatan West Java Investment Summit (WJIS) 2023. Kegiatan yang bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat ini bertujuan menawarkan proyek investasi kepada para investor. 

“Agenda yang kami fokuskan agar bisa planning project baik itu pemerintah daerah (pemda) atau swasta. Di sana mereka mempresentasikan materi kepada investor,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Cucu Sutara mengapresiasi langkah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah konsisten untuk menggaungkan dan menciptakan iklim investasi yang menarik bagi investor.

"Kita bisa mengoptimalkan itu dengan kolaborasi yang lebih erat antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan seluruh stakeholder," jelasnya.

Pihaknya pun mengaku ikut mempromosikan investasi di Jawa Barat sehingga ke depan ia berharap iklim investasi ini bisa dirasakan dampaknya hingga ke akar rumput.

Akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bayu Kharisma menuturkan, berdasarkan data Kementerian Investasi, realisasi investasi di luar Jawa pada triwulan I tahun 2023 memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan Jawa, yaitu 52,6 persen dengan nilai sebesar Rp172,9 triliun. 

Tingginya kontribusi luar Pulau Jawa terhadap total realisasi PMA dan PMDN pada triwulan I itu menunjukkan bahwa pemerintah tetap konsisten dalam menjalankan roda perekonomian Indonesia sentris. 

“Secara total Jawa Barat memang juara, namun untuk investasi PMA justru Sulawesi Tengah itu tertinggi,” ujarnya.

Berdasarkan lokasi, lima provinsi dengan realisasi PMA terbesar pada triwulan I tahun 2023 adalah Sulawesi Tengah sebesar Rp28,8 triliun. 

Jawa Barat menduduki posisi kedua dengan serapan investasi sebesar Rp28,1 trilin, dan disusul DKI Jakarta, Banten, dan Riau. "Namun jika dihitung secara keseluruhan memang Jawa Barat menjadi nomor satu," jelasnya.

Sehingga ia menilai, PMA menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk dioptimalkan sehingga PMDN yang sudah bagus bakal ditunjang dengan kinerja PMA yang tak kalah juara.

Terakhir, ia memaparkan, berdasarkan negara asal PMA, investasi Jawa Barat didominasi oleh investor asal Jepang dengan nilai investasi sebesar Rp8,37 triliun untuk 1.757 proyek, diikuti oleh Tiongkok dengan nilai investasi sebesar Rp3,96 triliun untuk 306 proyek. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper