Bisnis.com, BANDUNG - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat menepis anggapan kebijakan investasi provinsi tersebut mengarah ke industrialisasi.
Kepala DPMPTSP Jawa Barat Noneng Komara mengatakan Jawa Barat memiliki banyak potensi investasi. Tak hanya manufaktur, saat ini sejumlah sektor seperti industri makanan, data center, hingga pembangunan perumahan menjadi magnet bagi investor.
"Kita ditargetkan BKPM tahun ini realisasi itu Rp169 triliun, itu murni capital ekspenditure," katanya saat menerima kunjungan Tim Jelajah Investasi Jabar Bisnis Indonesia di Kantor DPMPTSP Jawa Barat, Bandung, Selasa (23/8/2022).
Menurutnya upaya pihaknya menggaet investor bukan dalam rangka mendorong industrialisasi. Sektor-sektor non industri seperti agribisnis hingga kesehatan juga terus diupayakan untuk hadir di provinsi tersebut.
"Investasi itu artinya bukan mau dijadikan industri, investasi itu ada di seluruh sektor. Kalau investasi larinya ke pertanian ya untuk pertanian, kalau perikanan ya ke perikanan," ujarnya.
Kekhawatiran investasi akan mendorong industrialisasi menurut Noneng sudah dipagari dengan aturan-aturan yang ketat, terutama terkait perizinan peruntukan ruang dan keberlangsungan lingkungan.
"Izin itu tidak akan keluar kalau tidak ada kesesuaian dengan tata ruang, juga Amdal, sistem OSS kita tidak akan memproses perizinan yang tidak sesuai aturan," ujarnya.
Noneng memastikan konsep ruang yang sudah ditata Pemerintah Provinsi Jawa Barat lewat Kawasan Rebana dan Jabar Selatan tetap memperhatikan peruntukan ruang. Di Utara misalnya peraturan terkait kewajiban lahan sawah abadi sudah dimantapkan pihaknya bersama daerah.
"Memang ada dinamika, terkait investasi di Jawa Barat. Tapi sejauh ini tidak menganggu iklim investasi," ujarnya.
Dia juga menekankan investasi penting untuk mengubah ketimpangan ekonomi di Jawa Barat. Karena itu Rebana dan Jabar Selatan tengah didorong agar bisa tumbuh menjadi sentra ekonomi andalan. "Ada ketimpangan, maka kita mendorong ada kawasan investasi baru di Rebana dan Jabar Selatan, kawasan investasi sekali lagi bukan industrialisasi," pungkasnya.
Pelepasan tim jelajah investasi Jabar dipimpin langsung Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Hadir mendampingi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Jefry D Putra, Direktur Utama PT Migas Utama Jabar (MUJ) Begin Troys, Presiden Direktur Bisnis Indonesia Lulu Terianto, GM Konten Bisnis Indonesia Surya Mahendra, GM Marketing Bisnis Indonesia Vanie Simanjuntak, dan jajaran Bisnis Indonesia perwakilan Bandung.
Jelajah Investasi Jabar digelar Bisnis Indonesia perwakilan Bandung terselenggara berkat dukungan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, PT Migas Utama Jabar, Bank BJB, PT Jamkrida Jabar, PT IBRM, dan Pemkab Sumedang.