Bisnis.com, BANDUNG — Dinas Sumber Daya AIr (DSDA) Jawa Barat melakukan sejumlah langkah pencegahan pascabencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Garut, Jumat (15/7/2022).
Kepala DSDA Jawa Barat Air Dikky Achmad Sidik mengatakan pihaknya melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) PSDA Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung langsung melaksanakan monitoring Kejadian Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Wilayah Kabupaten Garut pada Minggu (17/7/2022).
Menurutnya para petugas UPTD mendatangi lokasi tinjauan lapangan Sungai Cipeujeuh (Ordo 3 DAS Cimanuk) dan Bendung Cimaragas di Kelurahan Kota Kulon Kec. Garut Kota serta berkoordinasi dengan Lurah dan Ketua RW di Kelurahan Kota Wetan Kec. Garut Kota terkait longsornya bangunan tembok penahan tebing di Sungai Ciwalen dan Sungai Cigulampeng.
Bentuk upaya yang dilaksanakan pasca bencana alam oleh DSDA Jawa Barat menurutnya adalah penanggulangan dan pengamanan terhadap permukiman penduduk dan fasilitas Umum yang terkena dampak bencana alam.
"Dari hasil monitoring kami merencanakan dan mengusulkan pembuatan pasangan bronjong sebagai konstruksi pengamanan tanggul kritis akibat longsor luapan air dari Sungai Cimanuk yang disebabkan curah hujan tinggi,” tuturnya, Senin (18/7/2022).
Akibat intensitas curah hujan yang sangat tinggi sejak pukul 17.00 WIB sampai 23.00 WIB, Jumat (15/07/2022), Kabupaten Garut saat ini sedang darurat bencana banjir hingga menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga dan jalan terputus terputus di 14 Kecamatan. Bupati Garut Rudi Gunawan menyatakan status tanggap darurat bencana banjir bandang sejak akhir pekan lalu.
Diberitakan Bisnis, dari lokasi kejadian, tercatat sebanyak 4.035 unit rumah terdampak dengan 11 unit diantaranya rusak berat, 13 kantor pemerintah rusak sedang, 10 kantor pemerintah rusak ringan, 2 unit fasilitas pendidikan rusak sedang, dan 3 unit fasilitas pendidikan rusak ringan.
Selain itu, 17.077 hektare kolam ikan milik warga Kabupaten Garut rusak akibat terjangan banjir bandang luapan dari Sungai Cimanuk.