Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kota Cirebon mengklaim iklim investasi di Kota Udang membaik, terlihat dari jumlah investor yang melakukan ekspansi terus mengalami peningkatan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Cirebon Sosroharsono mengatakan membaiknya iklim tersebut mulai terjadi sejak 2021.
Pihaknya mencatat, tahun lalu target investasi yang masuk mencapai Rp1,8 triliun dan mampu terealisasi hingga Rp2,1 triliun.
"Padahal pada 2020 hanya terealisasi Rp454 miliar dari target Rp500 miliar. Di tahun 2022, sejak Januari hingga Maret jumlah investor terus bertambah. Pada Januari jumlah yang masuk sebanyak 227 investor, Februari 838 investor dan pada Maret sebanyak 1.342 investor,” kata Sosroharsono di Kota Cirebon, Selasa (14/6/2022).
Hingga triwulan pertama 2022, nilai investasi yang tercatat sebanyak Rp910 miliar. Jumlah terbanyak, terhimpun pada Maret 2022 mencapai Rp358 miliar.
Sosroharsono mengatakan, jenis investasi yang masuk meliputi investasi risiko rendah, risiko menengah rendah, resiko menengah tinggi, dan resiko tinggi.
“Investasi resiko rendah menjadi yang paling banyak meningkat, misalnya toko kelontong dan UMKM. Kalau resiko menengah rendah itu investasi yang membutuhkan keahlian, misalnya bengkel,” jelasnya.
Dalam upaya percepatan investasi, setiap pelaku usaha di Kota Cirebon wajib membuat laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) yang disampaikan secara berjenjang kepada pemerintah daerah.
Selain itu, DPMPTSP Kota Cirebon juga memiliki tim investasi yang bakal berkeliling ke setiap pelaku usaha guna memberi bimbingan teknis tata cara pembuatan LKPM.
“Selama ini banyak pelaku usaha yang membuat LKPM menggunakan jasa konsultan yang terikat kontrak. Setelah kontrak habis, pelaku usaha tidak bisa menyusun LKPM. Makanya kita bimbing,” kata Sosroharsono.
Kota Cirebon, lanjut Sosroharsono, memiliki empat potensi wilayah untuk para investor, yakni Kejawanan, Pelabuhan, Kesenden, dan Argasunya.