Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelajah Investasi: Jabar Gali Potensi Perluasan Pasar Ekspor ke China

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menuturkan, pihaknya sedang menggali informasi dari market intellegent yang ada di China atau Tiongkok. Salah satunya melalui Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya memperluas pasar ekspornya ke China sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi pasca-Covid-19 dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menuturkan, pihaknya sedang menggali informasi dari market intellegent yang ada di China atau Tiongkok. Salah satunya melalui Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun.

Sejumlah pelaku usaha, asosiasi perusahaan dan 27 Pemda di Jabar pun dipertemukan dengan Djauhari dalam Webinar "Menembus Raksasa Perdagangan Tiongkok, The Largest Marketplace in the World", yang diinisiasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar.

"Dalam rangka memperluas pasar ekspor kami ingin melihat peluang-peluang apa saja yang bisa dikembangkan melalui informasi dari market intellegent," kata Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (6/9/2021).

Kang Emil berharap, gambaran dan informasi dari Dubes RI untuk China dan Mongolia mengenai potensi pasar di Tiongkok dapat dimanfaatkan oleh para pelaku industri skala besar, menengah dan UMKM di Jabar.

"Karena seringkali problem di kami adalah kurangnya pengetahuan pasar yang kadang-kadang tidak kami pahami secara menyeluruh sehingga Dubes bisa memberikan gambaran-gambaran atau informasi berharga," tuturnya.

Sebagai informasi, sejauh ini Jabar sudah menjalin kerja sama sister province dengan empat provinsi di China yaitu Guangxi Zhuang, Chongqing, Sichuan dan Heilongjiang. Kerja sama yang ditandai dengan MoU tersebut akan memudahkan ekspor produk Jabar ke China.

Menurut Kang Emil, Provinsi Jabar memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada Januari-Juni 2021. Nilainya mencapai US$16,08 miliar atau 15,63 persen dari total ekspor nasional.

"Jabar dari sisi produktivitas sudah sangat luar biasa. Ekspor terbesar pertama kami ke Amerika Serikat, Jepang, lalu China," ucapnya.

Pun dengan investasi, Jabar masih menjadi primadona investor asing dengan nilai investasi perhari ini mencapai Rp72 triliun. Menurut Kang Emil, alasan ketertarikan investor asing ke Jabar karena infrastrukturnya memadai, perizinan mudah, dan SDM yang produktif.

Sementara itu, Dubes RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa saat ini ada tiga sektor ekonomi potensial yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha di Jabar. Pertama yaitu bidang teknologi digital yang kini sedang berkembang pesat di China."Transaksi mereka sudah US$2,4 triliun," katanya.

Kedua, adalah kerja sama bidang kesehatan. Djauhari menyebut Jabar menjadi pusat kesehatan di Indonesia seperti produk vaksin, bahan baku obat dan alat kesehatan.

"Ini kebanyakan berlokasi di Jabar," kata Djauhari.

Ketiga, kerja sama dari hulu sampai hilir di bidang tambang nikel. "Tentunya andalan Jabar lainnya yaitu kopi harus siap-siap untuk masuk ke pasar China, terutama Java Preanger yang sudah lebih dulu masuk," ucap Djauhari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper