Bisnis.com, BANDUNG — Upaya Jawa Barat mengatasi krisis oksigen di rumah sakit rujukan Covid-19 melahirkan potret hubungan baik antar daerah, kontribusi BUMN, BUMD dan swasta, juga kegigihan tim di lapangan menjemput bola. Lika-liku lapangan ditempuh demi menyelamatkan banyak nyawa.
Wakil Ketua Posko Harian Oksigen Jabar Begin Troys melepas lelah usai rombongan tim Posko Oksigen menjejak tol Merak-Jakarta, Senin (26/7/2021) petang. Truk trailer yang mengangkut iso tank berisi oksigen cair dari Palembang, Sumatra Selatan melaju mulus menuju Bandung setelah berhari-hari menjalani perjalanan penuh dinamika.
“Mobil kita sempat mogok keluar dari Pelabuhan Merak. Total perjalanan untuk menjemput dan mengirim bantuan oksigen dari Sumatera Selatan ini menempuh waktu 5 hari,” katanya dihubungi Bisnis, Selasa (27/7/2021).
Perjalanan tim Posko Oksigen Jawa Barat menjemput bantuan 85,8 ton oksigen dari Sumatra Selatan melalui PT OKI Pulp & Paper Mills (Sinar Mas Group) penuh perjuangan, suka dan duka. Cerita panjang ditempuh sebelum Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru melepas bantuan di Pelabuhan PT Gajah Unggul Internasional, Palembang, Sabtu (24/7/2021) malam lalu.
Kisah dimulai ketika sejumlah rumah sakit di Jawa Barat diberitakan mulai kekurangan oksigen bagi pasien Covid-19. Menurutnya sejak dibentuk oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, tim posko oksigen memetakan sumber oksigen dan tabung, kebutuhan oksigen, hingga teknis pengiriman.
Menurutnya sejak awal tim menyadari bahwa selain mencari pasokan oksigen, penting mendapatkan isotank untuk mewadahi pasokan oksigen. “Kami mengontak mitra yang memiliki isotank ini di Bontang, Kalimantan Timur. Dari 14 isotank PT Serba Dinamik Indonesia (SDI), kami mendapatkan 7 isotank. Itu diajukan informal, tapi pihak SDI bersedia membantu,” ujarnya.
Iso tank aman, selanjutnya mencari pasokan oksigen. Sejumlah sumber yang dihubungi mengaku tengah kekurangan, namun situasi krisis mendorong tim untuk membuka sumber-sumber baru. Pintu pertama datang dari PT Krakatau Steel yang siap memberikan bantuan 300 tabung oksigen per hari untuk Jawa Barat. Tim juga mendapatkan informasi jika PT Pupuk Sriwijaya siap membantu oksigen sebanyak 10 ton. “Kurang dari 24 jam Pusri kirim ke Jawa Barat memakai isotank, ini isotank pertama dari luar Jawa Barat, langsung dikirim ke RS Immanuel,” katanya.
Memiliki 7 iso tank dari PT SDI, tim posko oksigen kembali mengajukan ke Pupuk Sriwijaya sebanyak 23 ton untuk setiap iso tank. Sayang, kapasitas Pupuk Sriwijaya tidak cukup karena hanya mampu memproduksi oksigen 3 ton per hari. Oksigen dari BUMN tersebut juga akhirnya diputuskan untuk melayani kebutuhan Sumatra Selatan dan Lampung. Tim harus mencari lagi pintu baru agar masalah oksigen teratasi.
Kabar baik dari Wong Kito
Kabar baik datang dari Sinar Mas Group yang bersedia membantu pasokan oksigen cair. Komitmen ini lahir karena ternyata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkirim surat khusus. Komitmen Sinar Mas Group tinggi sekali, anak perusahaan mereka PT OKI Pulp & Paper Mills yang berada di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan memiliki kapasitas oksigen cair 30 ton per hari, sesuai dengan kapasitas iso tank yang dimiliki Jawa Barat.
Kuasa Direksi PT OKI Pulp & Paper Mills (Sinar Mas Group) Gadang Hartawan mengatakan, pihaknya mengoptimalkan produksi oksigen harian dan bahkan memproduksi ekstra untuk turut dapat berpartisipasi dalam pengadaan oksigen untuk pasien COVID-19.
“Kami dari PT OKI Pulp dan Sinar Mas Group berharap bantuan dukungan oksigen untuk masyarakat Jawa Barat bisa bermanfaat, untuk menolong pasien yang kekurangan oksigen dan ke depannya harapan kami Covid ini cepat berlalu. Selagi masa pandemi ini kami akan membantu terus kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan oksigen,” kata Gadang Hartawan.
PT OKI dipastikan memberikan suplai elama 3 bulan, setiap bulan satu iso tank bisa melakukan perjalanan pulang pergi Palembang-Bandung sebanyak 4-5 kali. Dengan 7 isotak, Posko Oksigen Jabar menghitung 81 kali pengiriman oksigen cair seberat 21 ton bisa mencapai 1600 ton dalam tiga bulan. “Ini diasumsikan bisa mengurangi defisit oksigen di Jawa Barat. Berdasarkan simulasi ini paling kompatibel dengan kapasitas iso tank yang kita punya,” tuturnya.
Pemprov Jawa Barat juga menyepakati mengalokasikan Bantuan Tidak Terduga yang akan digunakan untuk pembiayaan dana operasional tim mengambil dan mengirim oksigen cair dari Ogan Komering Ilir (OKI) ke Bandung. Dukungan ini memungkinkan truk trailer bisa bolak balik Sumatra Selatan-Jawa Barat lebih banyak. Tim kemudian meminta PT SDI untuk mengirimkan isotank dari Bontang ke Tanjung Priok untuk dikirim ke Palembang diisi oksigen cair.
Namun, hitung-hitungan di atas kertas tidak seindah kenyataan. Iso tank dari Bontang yang sedianya tiba di Tanjung Priok 17 Juli baru bersandar di Jakarta pada 21 Juli. Begin mengaku sampai saat ini pihaknya bingung, apa yang membuat pengiriman dari Bontang ke Tanjung Priok terlambat. Tujuh iso tank lalu diberangkatkan dari Priok menuju Palembang via Bakaheuni. “Mau keluar dari Tanjungpriok ada kendala juga, kami klarifikasi, 21 Juli jam 3 dinihari, akhirnya iso tank bisa berangkat ke Sumatera Selatan,” tuturnya.
Meski kosong, iso tank yang berat membuat truk trailer tidak bisa melesat menuju Palembang. Total untuk mencapai Ibu Kota Sumatra Selatan, rombongan membutuhkan waktu 24 jam. Sesampai di sana, lokasi oksigen cair rupanya ada di wilayah terpencil di kawasan OKI. Dari Palembang, isotank itu harus pindah ke kapal ponton untuk menyusuri Sungai Musi hingga ke OKI. “Untung pihak Sinar Mas sudah menunggu disana dengan crane mereka, perjalanan memakai ponton ke lokasi oksigen cair itu 16 jam,” katanya.
Iso tank terisi penuh di pabrik PT PT OKI Pulp & Paper Mills, total menurut Begin beratnya setelah disi oksigen cair mencapai 40 ton. Namun drama belum usai. “Pas mau pulang ke Palembang, ternyata Sungai Musi pasang surut. Jadi keberangkatan kami tertahan, belum bisa pulang ke Palembang. Namun setelah menunggu, arus sungai malah memberi kita kelancaran, jadi tadinya diperkirakan sampai dinihari, tengah malam sudah sampai Palembang,” katanya.
Keterlambatan dari OKI ke Palembang ini bikin Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru was-was. Berkarib dengan Ridwan Kamil, Herman Deru memperlihatkan kepeduliannya dengan turun langsung ke Pelabuhan Gajah Unggul Internasional, Palembang. Mengetahui pengiriman lewat sungai Musi bisa cepat, Herman Deru lalu memastikan akan melepas langsung bantuan tersebut pada Sabtu 24 Juli lalu. “Beliau juga video call dengan Pak Gubernur Ridwan Kamil, perhatiannya tinggi untuk membantu Jawa Barat,” ujar Begin.
Balada iso tank
Iso tank yang datang dari OKI ke Pelabuhan Gajah Unggul Internasional rupanya tidak bisa dipindahkan ke atas trailer. Menurut Begin, dibantu banyak pihak ponton bergeser ke Pelabuhan Boom Baru supaya bisa dipindahkan oleh crane milik Sinar Mas ke trailer. Sejatinya rombongan tinggal melaju ke Bandung, tapi, insiden ban trailer bocor mewarnai keberangkatan oksigen cair dari Palembang ke Bandung. Beban berat iso tank akhirnya merontokan ban-ban trailer di perjalanan. “Di jalan satu demi satu ban trailer itu pecah,” kenangnya.
Belum selesai sampai disana, rombongan yang juga mendapatkan bantuan pengawalan dari Polda Jawa Barat akhirnya tiba di Lampung sempat tidak diperbolehkan menyeberang oleh para petugas di lapangan yang tengah melakukan penyekatan di masa perpanjangan PPKM Level 4.
Begin mengaku ada misskomunikasi terkait hasil antigen rombongan yang dinilai petugas kurang menyakinkan. “Tapi alhamdulillah, kami bisa jelaskan bahwa kami Satgas Posko Oksigen tengah membawa oksigen cair untuk kepentingan rumah sakit di Jawa Barat yang lagi kritis, kami boleh nyebrang dari Bakaheuni ke Merak,” ujarnya.
Begin mengaku bersyukur mendapatkan pengalaman berharga menjemput oksigen cair untuk rumah sakit di Jawa Barat. Menurutnya pihaknya beruntung karena tim yang berangkat memiliki semangat yang sama hingga bisa meminimalisir masalah di lapangan.
Menurutnya perjuangan yang dilakoni dilakukan agar kondisi krisis oksigen segera teratasi. Tim juga kembali mengingat arahan Gubernur Jabar Ridwan Kamil agar posko bisa terus mencari sumber oksigen dalam rangka memenuhi kekurangan oksigen yang dirasakan di rumah sakit-rumah sakit Jawa Barat.
Demi memenuhi kekurangan oksigen ini, pihaknya memastikan seluruh upaya di lapangan ditempuh seoptimal mungkin, meski tantangannya tidak mudah. Perjalanan menjemput oksigen cair dari Palembang menuju Bandung sendiri satu dari sekian ikhtiar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memenuhi pasokan oksigen.
Langkah proaktif ini berbuah hasil positif lewat kerja sama antar daerah, dimana selain Sumatra Selatan, Jawa Barat juga dibantu oleh Provinsi Banten, Kalimantan Timur hingga Riau. Rinciannya Sumatra Selatan membantu lewat PT OKI Pulp & Paper Mills (Sinar Mas Group) sebanyak 85,5 ton oksigen cair, PT Pupuk Sriwijaya 10 ton oksigen cair; Banten melalui PT Krakatau Steel yang menyediakan gas oksigen untuk 3.091 tabung, lalu Kalimantan Timur melalui AICO Energi dan PT Serba Dinamik Indonesia yang juga memasok 20 ton oksigen cair.
Selanjutnya sesuai komitmen PT OKI , menurut Begin, proses pengangkutan oksigen ini akan terus berjalan selama masa pandemi Covid-19. Hub dari pada induk pendistribusian ada di Cibitung, Bekasi.
Selanjutnya sebanyak 7 isotank yang dioperasionalkan akan bergerak bergiliran untuk disebar ke beberapa 5 filling station di Jawa Barat seperti di Kota Bandung, Cikarang, Cirebon, Tasikmalaya dan Sukabumi. “Mudah-mudahan dengan adanya fasilitas pengisian oksigen ini defisit oksigen di Jawa Barat semakin berkurang, dan rumah sakit bisa memenuhi kebutuhan oksigen untuk pasien Covid-19,” pungkasnya.