Bisnis.com, BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat okupansi hotel di wilayah tersebut pada Maret 2018 mencapai 55,72% atau naik 2,25 poin ketimbang bulan Februari yang menorehkan angka 53,47%.
Berdasarkan rilis BPS Jabar, okupansi hotel berbintang di Jabar mengalami kenaikan signifikan pada Maret 2018 menjadi 61,21%, sementara hotel nonbintang kembali mengalami penurunan dengan tingkat okupansi 30,05%.
"Hotel berbintang trennya naik dari bulan Februari yang hanya 57,98% menjadi 61,21%. Tetapi, hotel nonbintang masih terpuruk dari 30,58% menjadi 30,05%. Ini perlu perhatian," kata Kepala BPS Jabar Dody Herlando, Rabu (2/5).
Sementara berdasarkan klasifikasi, Dody menyebut hotel bintang 4 ternyata menjadi okupansi paling tinggi dan diminati dengan persentase 66,30% disusul oleh hotel bintang 3 sebesar 60,57% dan hotel bintang 2 mencapai 58,07% dan bintang 5 sebesar 56,96%.
Sedangkan okupansi terendah menurut catatan BPS Jabar terjadi pada hotel bintang 1 dengan tingkat hunian 33,86%.
Adapun okupansi hotel nonbintang, terjadi penurunan pada semua kelompok kamar. Namun, paling tinggi ditempati oleh kelompok kamar 25-40 sebesar 34,19%. Sedangkan okupansi terendahnya sebesar 25,25% dengan kelompok kamar kurang dari 10.
Adapun untuk rerata lama menginap tamu, BPS mencatat pada hotel berbintang rerata tamu menginap selama 1,90 hari. Sementara hotel nonbintang selama 1,19 hari.
"Bagi tamu asing menginap di hotel bintang rata-rata selama 4,03 hari dan di hotel nonbintang selama 1,76 hari. Sedangkan tamu asal Indonesia menginap rata-rata selama 1,80 hari di hotel berbintang dan 1,18 hari di hotel nonbintang," katanya.