Bisnis.com, BANDUNG - Investor terkemuka Indonesia Lo Kheng Hong berbagi pengalaman mengenai investasi saham dalam acara "Who Wants To Be A Billionaire, Value Investing" di Labtek XIV SBM ITB, Sabtu (14/4).
Adapun selain Lo Kheng Hong, hadir sebagai narasumber Director MBA-ITB Dr. Subiakto Soekarno, Value Investor Erman Sumirat dan Donald Crestofel Lantu, Kepala Perwakilan BEI Jabar Reza Sadat Shahmeini, serta Vimalasari dari Panin Sekuritas Bandung.
Dihadapan para mahasiswa MBA ITB, Lo Kheng Hong memaparkan mengenai pengalaman dan kiat-kiat untuk memulai investasi saham. Menurut dia, investor pemula sudah seharusnya memiliki cara pandang yang berbeda dan jeli melihat peluang.
Lo mengingatkan agar investor pemula memilih saham-saham undervalue atau salah harga karena perusahaan-perusahaan itu nantinya akan mempunyai potensi ke depan yang baik dan prospek yang bagus.
Selain itu, Lo Kheng Hong juga berpesan agar mencari perusahaan-perusahaan yang reputasi manajemennya baik, serta mencari perusahaan yang labanya besar dan harganya murah. Jangan memilih perusahaan yang terlihat baik dari luar, namun bobrok di dalamnya.
"Cari perusahaan yang dikelola oleh orang-orang jujur, profesional, berintegritas dan dikagumi. Jangan beli kucing dalam karung," ungkapnya.
Investasi saham, katanya, diibaratkan sebagai 'harimau buas yang mematikan'. Cara pandang dan ibarat itu menentukan apakah seseorang berani berinvestasi saham atau tidak. Menurutnya, banyak yang menghindari investasi saham karena memiliki tingkat risiko yang tinggi.
"Padahal, harta karun kekayaan terbesar yang ada di dunia adanya di pasar modal bukan ada di bawah laut. Nilainya nyata dan transparan. Sangat disayangkan bila ada orang yang tidak mengenal pasar modal," kata Lo yang sering disebut sebagai Warren Buffet Indonesia.
Lo mulai berkecimpung di pasar saham ketika berumur 30 tahun. Kini, asetnya di pasar saham diperkirakan mencapai triliunan rupiah. Dia tidak memilih jenis investasi lain, dan lebih memilih fokus di investasi saham.
"Saham is the best choice. Tapi sedikit yang berminat pada saham. Adanya Bursa Efek indonesia (BEI) memungkinkan kita untuk memiliki perusahaan yang hebat. Beli saham itu halal, jangan takut," kata Lo meyakinkan.
Namun, kata dia, apabila investor pemula sampai salah langkah di awal. Jangan harap mendapatkan cuan. Kata Lo, bursa saham tidak mengenal ampun.
"Bursa saham tidak mengenal ampun dan belas kasihan kepada orang yang tidak tahu apa yang dia beli. Oleh karena itu, harus teliti," ujar Lo.
Dia mencontohkan kesukseskan investasi saham ketika ada seorang siswa SMA di Massachusetts, AS, mendapat cuan dari bermain saham dan 95% mengalahkan portofolio reksadana yang dikelola oleh para manajer dan fund manager profesional. padahal, kata Lo, siswa itu tak mendapat latar pendidikan keuangan.
"Lalu apa rahasianya? Ternyata dia melakukan riset sebelum memutuskan membeli saham. Mereka harus mengetahui dengan baik perusahaan yang akan mereka beli," kata Lo.
Lo berujar, dalam perjalanan bermain saham dirinya adalah seorang yang tidak ambisius dan agresif. Dia menyebutnya sebagai 'sleeping shareholder' karena tidak memoloti pergerakan harga saham di layar monitor.