Bisnis.com, BANDUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat nilai tukar petani (NTP) Jabar pada Maret 2018 mengalami penurunan 0,92% menjadi 108,26 dibandingkan dengan bulan sebelumnya 109,27.
NTP ialah indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. Dengan penurunan ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan atau daya beli dan daya tukar petani di perdesaan menurun.
Berdasarkan rilis BPS Jabar, penurunan NTP tersebut disebabkan indeks harga yang diterima petani (IT) turun 0,82%, Sementara indeks harga yang dibayar petani (IB) mengalami kenaikan sebesar 0,10%
secara subesktor yang mengalami penurunan yaitu NTP sektor tanaman pangan sebesar 2,06%, disusul subsektor tanaman perkebunan rakyat yang turun 0,65% dan subsektor peternakan sebesar 0,37%.
Adapun yang mengalami kenaikan antara lain subsektor perikanan 1,00% dan subektor hortikultura 0,18%.
Pada Maret 2018, BPS Jabar mencatat adanya inflasi di perdesaan sebesar 0,01% oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT). Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menjadi yang tertinggi sebesar 0,71%.
Sementara deflasi hanya terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,59% serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dengan penurunan sebesar 0,03%.
Sementara untuk harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani turun drastis 18,27% dari Rp6.706/kg menjadi Rp5.481/kg. Sedangkan gabah di kering panen (GKP) di tingkat petani turun 13,86% dari Rp5.827/kg menjadi Rp5.020/kg.