Bisnis.com, BANDUNG - Kenaikan harga bensin nonbersubsidi nyatanya berdampak besar pada inflasi Jabar yang mencapai 0,29% pada Maret 2018 ini.
Khususnya bagi kenaikan harga bahan bakar minyak nonbersubsidi seperti pertalite yang naik Rp200 rupiah pada pertengahan Maret, membawa kelompok pengeluaran harga transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi hingga 0,32%.
"Kenaikan harga oli, biaya tol dan sewa kendaraan juga memengaruhi kelompok transportasi naik. Ini dampak dari gejolak ekonomi karena harga minyak dunia naik," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar Dody Herlando, Senin (2/4).
Kenaikan bensin ini, kata dia, memang turut menyumbang andil inflasi terhadap kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang mencapai 0,32%. Kenaikan harga bensin punya andil besar ke dalam kelompok ini yaitu mencapai 0,06%.
Selain itu, dia mengatakan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Maret 2018 adalah bawang putih, daging ayam ras, cabe merah, bayam, rekreasi, nasi, air kemasan, jagung manis, hingga tukang bukan mandor.
Sementara, komoditas yang mengalami penurunan antara lain beras, semen, kentang, angkutan udara, telur ayam ras, cumi-cumi, udang basah, wortel dan bandeng.
"Harga beras sudah turun yang menyumbangkan deflasi. Begitu juga dengan ikan segar yang sumbangan deflasinya mencapai 1,02%," kata dia.
Dody mengatakan, meski inflasi relatif kecil namun hal tersebut patut diwaspadai. Inflasi Jabar juga lebih tinggi dari nasional yang mencapai 0,20%.
"Ini menjadi perhatian dari para pengambil kebijakan. Jawa Barat memiliki potensi yang khas karena konsumen tinggi tapi produsen juga banyak," ungkapnya.