Bisnis.com, BANDUNG - Kota Bandung mendapat bantuan hibah sebesar Rp 45 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk pemasangan 15.000 sambungan baru pipa air minum bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Demikian disampaikan Kepala CPMU Program Hibah Air Minum dan Sanitasi Kementerian PUPR, Chandra R.P. Situmorang usai rapat koordinasi dengan Pjs Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin di Balai Kota Bandung, Selasa (27/3) sore kemarin.
Chandra menuturkan, hibah yang diberikan Kementerian PUPR kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk pemasangan sambungan baru pipa air minum, didasarkan pada penilaian bahwa Pemkot Bandung mempunyai komitmen kuat dalam memberikan pelayanan dasar air bersih kepada warganya.
Dilihat dari kemampuan anggaran dan itikad yang kuat, kementerian akhirnya berani memberikan hibah yang jumlahnya tertinggi di Indonesia itu.
“Ada dua hal yang harus kita perhatikan dari perspektif pemerintah pusat kepada pemkot, yaitu mau dan mampu. Kami menilai Pemkot Bandung memiliki kemauan yang sangat tinggi untuk melayani infrastruktur dasar kepada MBR-nya, tidak semua pemerintah daerah memiliki ini," katanya.
Kedua menruutnya Pemkot Bandung mampu dalam menjalankan komitmen itu. "Kalau mau saja tapi tidak mampu, tidak bisa jalan. Mau saja tapi tidak mampu juga tidak bisa jalan. Kami lihat keduanya ini dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung,” jelas Chandra.
Chandra menuturkan, program hibah air minum perkotaan yang digagas oleh Kementerian PUPR merupakan pemberikan bantuan fiscal kepada pemerintah daerah. Tujuannya untuk meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi.
“Program ini digulirkan untuk memenuhi target nasional dalam memenuhi 100 persen kebutuhan akses terhadap air bersih,” katanya.
Bantuan diberikan setelah pemerintah daerah berhasil menginvestasi pembangunan infrastruktur dasar dan menunjukkan kinerja yanhg baik, sehingga masyarakat betul-betul terlayani hingga tuntas.
Setelah infrastruktur terpasang, Kementerian PUPR akan memverifikasi kepada penerima manfaat, baru setelah itu bantuan dicairkan.
Mengenai bantuan yang diberikan, Chandra mengungkapkan, 15.000 sambungan bisa melayani sekitar 60.000-70.000 jiwa sampai akhir tahun 2018.
“Sambungan ini merupakan tambahan dari masyarakat yang sudah terlayani sampai sekarang,” ujar Chandra.