Bisnis.com, BANDUNG - Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota Bandung setiap tahunnya cenderung tinggi dengan angka rata-rata menyentuh pada kisaran 7%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, dalam kurun enam tahun terakhir, LPE tertinggi Kota Bandung mencapai angka tertinggi pada tahun 2012 yaitu mencapai 8,53%.
Pada tahun 2011 dan berturut-turut, LPE Bandung menyentuh angka 7,91% (2011), 8,53% (2012), 7,84% (2013), 7,72% (2014), 7,64% (2015), dan 7,79 (2016). Tahun kemarin, LPE Bandung menyentuh 8,6%.
Meski demikian, menurut Wakil Ketua Umum Bidang UMKM dan Kemitraan Kadin Jawa Barat Iwan Gunawan, laju pertumbuhan ekonomi tersebut tidak dibarengi dengan distribusi pendapatan masyarakat yang merata.
Iwan mengatakan, akibatnya masih terjadi ketimpangan di Kota Bandung yang cenderung tinggi pula. Seharusnya, kata Iwan, dengan laju pertumbuhan yang tinggi tersebut dapat meningkatkan distribusi pendapatan masyarakat yang merata.
"Artinya laju pertumbuhan itu hanya ditopang oleh pilar-pilar ekonomi tertentu, tidak ekonomi secara keselurahan. Makanya, ketimpangannya sangat sigfinikan," kata Iwan, baru-baru ini.
Iwan menilai, perputaran uang yang terjadi di Kota Bandung bisa saja lari ke daerah-daerah lain seperti Jakarta. Sehingga distribusi pendapatan tersebut tak sampai langsung ke masyarakat Kota Bandung.
Iwan menekankan, peran pemerintah seharusnya hadir dalam persoalan ini. Banyak strategi yang bisa dilakukan Pemerintah Kota Bandung salah satunya perlibatan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi.
"Misalnya, bagaimana memerankan UMKM untuk tumbuh, karena UMKM sebagai penghela ekonomi. UMKM ini jumlahnya banyak, otomatis itu menjadi penghela untuk distribusi pendapatan," kata dia.
Berbasis Kewilayahan
Ekonomi berbasis kewilayahan menjadi pilar penting untuk serta melibatkan aktivitas ekonomi masyarakat di Kota Bandung. Menurut Iwan, Kota Bandung merupakan etalase untuk memperluas produk-produk asli di setiap wilayah yang ada di Bandung.
"Bisa dipastikan setiap titik harus ada nilai tambah dengan aktivitas ekonomi setiap kelurahan dan sebagainya. Ini sangat penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat," kata Iwan.
Sehingga ke depan, kata Iwan, pertumbuhan dibangun melalui pilar ekonomi masyarakat yang bertumpu pada UMKM. Ketika pertumbuhan tinggi, maka akan berdampak terhadap masyarakat.
"Sekarang ini kan pertumbuhan tinggi tapi distribusi pendapatan gak ada. Jadi pilarnya hanya beberapa perusahaan saja, dan belum tentu produknya adalah hasil dari Kota Bandung," ujarnya.