Bisnis.com, BANDUNG - Calon Wali Kota Bandung nomor urut 1 Nurul Arifin menyoroti masalah gender yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Kota Bandung saat debat perdana Pilwalkot Bandung di Hotel BnB, Minggu (25/3) malam.
Menurut Nurul, arus utama gender menjadi PR di Kota Bandung lantaran masih banyaknya diskriminasi terhadap perempuan di Kota Bandung. Dia pun memberikan data terkait hal tersebut.
Data tersebut merujuk pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang menyebutkan bahwa di Bandung masih menyimpan sejumlah permasalahan terkait anak dan perempuan.
Berangkat dari permasalahan itu, dia sebagai satu-satunya calon perempuan diantara dua kandidat lain akan memfokuskan kepada hak-hak kaum perempuan agar memiliki kesetaraan dengan laki-laki di pelbagai bidang. Dia menjajikan 30% kaum perempuan dapat menempati posisi strategis di semua unsur.
"Tidak hanya di politik. Tapi ingin semua profesi, termasuk industri, birokrasi," kata calon wali kota yang berpasangan dengan Chairul Yaqin Hidayat (Ruli) itu.
Menurut dia, seorang kepala daerah mempunyai suatu hak diskresi untuk membuat kebijakan tanpa keluar dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Untuk itu, dia mempunyai wewenang untuk membenahi masalah gender tersebut.
"Punya kepedulian terhadap perempuan, saya ingin membuat representasi keterlibatan perempuan 30 persen," katanya.