Bisnis.com, BANDUNG-Angkasa Pura 2 meneken kerjasama peningkatan kualitas sumbe daya manusia (SDM) di lingkungan perusahaan pelat merah tersebut dengan Universitas Padjajaran (Unpad).
Direktur Utama Angkasa Pura 2 (AP2) Muhammad Awaluddin mengungkapkan sejalan dengan rencana pengembangan bisnis perseroan, perusahaan membutuhkan banyak tenaga kerja berkualitas. Saat ini saja, AP2 yang telah mengoperasikan 13 bandara telah mengelola sebanyak 10.000 orang pekerja.
Belum lagi, ujar Awaluddin, selama tahun berjalan, jumlah bandara dikelola AP2 telah bertambah 2 lokasi. Hingga akhir tahun, katanya, masih terdapat 7 bandara yang dipercayakan pemerintah untuk dioperasikan AP2.
“Sehingga kami membutuhkan lagi banyak tenaga kerja yang berkualitas, baik dari sis ioperasional maupun ofisial,” ungkapnya di Bandung, Senin (5/3/2018).
Dia mengungkapkan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi sekelas Unpad, AP2 dapat memetakan kebutuhan dan merealisasikan rencana bisnis ke depan. “Tentunya dengan desain SDM yang kami dapatkan dari Unpad,” tambahnya.
Awaluddin menilai selama ini kebutuhan peningkatan soft skill mutlak dibutuhkan para pekerja di lingkungan AP2. Selain itu, terdapat keperluan rancangan bisnis kebandaraan pada masa depan, termasuk pengembangan bisnis era digital.
“Jadi ada keperluan menyeimbangkan antara kualitas dan kuantitas SDM, untuk itu kami bersinergi dengan Unpad,” ungkapnya.
Pada kesempatan sama, Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad mengatakan kerjasama dengan AP2 merupakan bagian strategi pentahelix, yakni konsep sinergi antara pemerintah, pelaku bisnis, hingga akademisi.
Dia mengatakan lewat kerjasama dengan dunia bisnis seperti AP2, dunia akademik mempunyai wahana untuk berkontribusi bagi kehidupan yang lebih luas. “Kami mempunyai basis pendidikan dan riset, dengan kerjasama ini kami mempunyai wahana aktualisasi,” ungkapnya.
Terkait perkembangan kebutuhan SDM di industri transportasi udara, menurut Tri, kesiapan Unpad dalam segi riset cukup mumpuni. “Pada dasarnya mobilitas udara merupakan salah satu tonggak geliat perekonomian, sehingga harus ada kajian terkait rancang bangun bisnis, termasuk operasionalisasi bandara, mulai dari segi fisik, sosiologis hingga kebutuhan SDM beserta kualitasnya,” tutupnya.