Bisnis.com,BANDUNG--Proses pembangunan Bandara Kertajati, Majalengka dinilai lancar karena mampu mengatasi problem komunikasi.
Direktur Keuangan PT BIJB Muhamad Singgih mengakui, permasalahan yang dialami saat memulai pembangunan Bandara Kertajati sendiri tidak jauh berbeda dengan Bandara di Kulonprogo.
Menurutnya masalah dampak sosial bisa diatasi dengan treatment khusus, dimana komitmen yang dilakukan PT BIJB yakni menyerap ketenagakerjaan warga sekitar bandara. Diketahui, hampir separuh kebutuhan tenaga Aviation Security (Avsec) yang diserap Bandara Kertajati memberdayakan warga sekitar. Perekrutan tersebut dilakukan bertahap sampai pengoperasian bandara nanti.
"Yang pasti hubungan dekat PT BIJB dengan stakeholder dan cara berkomunikasi dengan masyarakat. Koordinasi bagaimana tenaga kerja lokal. PT BIJB memberikan suatu batasan penyerapan tenaga lokal, lalu kerjasama lintas instansi di mana PDAM Majalengka menjadi sumber air agar ada kesamaan dengan pemerintah setempat," ujarnya, Senin (5/3/2018).
Sigit mengurai proses pembanguan fisik Bandara Kertajati yang dimulai Desember 2015 saat ini sudah menyentuh angka 89% per 25 Februari 2018. Dari tiga paket pengerjaan untuk sisi darat dimana PT BIJB menjadi pelaksana pembangunan, hanya tinggal area terminal yang masih belum selesai 100%.
Sedangkan untuk penunjang operasional bandara berupa incenerator, meteorologi, grand water tank, jalan kawasan, sub station dan perangkat keamanan kebakaran bandara sudah mencapai 93,7%.
Untuk sisi udara, dimana Kementrian Perhubungan menjadi penanggung jawab pembangunan sudah 100%. “Pengerjaan meliputi runway dengan panjang 2.500 meter, taxi way, apron dan Air Trafic Control (ATC),” tuturnya.