Bisnis.com, BANDUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat nilai tukar petani (NTP) Jawa Barat pada Februari 2018 mencapai 109,27 atau naik tipis sebesar 0,3% dibanding Januari 2018 lalu yang tercatat 109,25.
Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, kenaikan NTP tersebut disebabkan indeks harga yang diterima petani naik 0,23% sementara indeks harga yang dibayar petani hanya mengalami kenaikan sebesar 0,20%.
Adapun empat dari lima subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP. Kenaikan tertinggi terjadi subsektor Perikanan yang mencapai 1,81%. Diikuti subesektor Tanaman Perkebunan Rakyat 0,31%, subsektor Peternakan 0,26%, dan subsektor Hortikultura 0,09%.
"Sementara hanya subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan NTP sebesar 0,40% sehingga menjadikan kurang kondusif," kata Dody Herlando, Kamis (1/3/2018).
Kenaikan NTP pada Februari, merunut data BPS, tidak lepas dari kenaikan rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani. Namun demikian, harga gabah kering panen (GKP) mengalami penurunan yang signifikan.
Selama Februari, rata-rata harga GKP di tingkat petani Jawa Barat Rp5.827 per kilogram. Kemudian rata-rata harga GKG Rp6.706 per kilogram. Harga GKP di tingkat petani tersebut turun 5,20% dibanding harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumya.
"Sementara, rata-rata harga GKG di tingkat petani naik 2,57% dibanding harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya," ujar Dody.
BPS juga mencatat, untuk harga beras premium di tingkat penggilingan mencapai Rp11.794 per kilogram atau turun 0,43%, beras medium mencapai Rp11.143 per kilogram atau turun 1,83%, dan beras kualitas rendah mencapai Rp10.500 per kilogram atau turun 7,41%.
"Namun dilihat dari sebarannya, NTP Jabar masih terbilang baik dibandingkan Jawa Timur dan Jawa tengah," kata Dody.