Bisnis.com, BANDUNG – Nilai ekspor Jawa Barat di bulan November 2016 mencapai US$2,37 miliar. Angka tersebut naik sebesar 7,89% dibandikan bulan Oktober 2016 lalu yang hanya mencapai US$2,20 miliar.
Kepala BPS Provinsi Jawa Barat Bachdi Ruswana mengatakan adanya penurunan nilai ekspor migas dan kenaikan nilai ekspor nonmigas di bulan November lalu.
“Ekspor migas sebesar US$10,53 juta. Angka tersebut turun drastis hingga 74,20% dibandingkan bulan Oktober yang mencapai US$40,83 juta,” ujar Bachdi, Selasa (3/1).
Sementara itu, ekspor nonmigas bulan November mencapai US$2,36 miliar. Angka tersebut beranjak naik sebesar 9,44% dibandingkan bulan Oktober yang mencapai US$2,16 miliar.
Ekspor nonmigas 10 golongan barang utama pun mengalami kenaikan senilai US$1,71 miliar. Angka tersebut naik 16,17% dibandingkan bulan Oktober 2016. Kenaikan tersebut disebabkan oleh menguatnya ekspor mesin-mesin atau pesawat mekanik, barang-barang rajutan, kendaraan dan bagiannya, pakaian jadi bukan rajutan, alas kaki, serat stafel buatan dan filament buatan.
Barang-barang tersebut diekspor ke pangsa pasar terbesar non migas Jawa Barat antara lain Amerika Serikat (US$402,96 juta), Jepang (US$261,24 juta) dan Thailand (US$188,58 juta).
Lebih lanjut, Bachdi mengatakan volume ekspor Jawa Barat pada bulan November 2016 sebesar 0,64 juta ton. Angka tersebut turun tajam hingga 36,92% dibandingkan bulan Oktober yang mencapai 1,02 juta ton.
“Penurunan utamanya disebabkan oleh turunnya volume ekspor migas hingga 75,00% dan nonmigas hingga 31,20%,” ujar Bachdi.
Kenaikan nilai ekspor bulan November 2016 di Jawa Barat ini sebanding dengan kenaikan nilai impor. Nilai impor Jawa Barat mencapai US$1,12 miliar atau naik sebesar 18,20% dibandingkan bulan Oktober yang mencapai US$0,95 miliar.
Jika ekspor migas turun, berbeda dengan impor migas yang beranjak naik. Impor migas naik hingga sembilan kali lipat dari US$13,50 juta menjadi US$129,98 juta.
Sementara itu, impor nonmigas mencapai US$990,11 juta atau naik 6,00% dibandingkan bulan Oktober lalu yang hanya mencapai US$934,09 juta.
Impor nonmigas 10 golongan barang utama pun mengalami kenaikan sebesar 3,98%. Kenaikan tersebut disebabkan oleh menguatnya impor mesin peralatan listrik, mesin pesawat mekanaik, plastik, kain rajutan, filamen buatan, kapas dan serat stafel buatan.
Terhitung sejak Januari hingga November 2016 lalu, barang-barang impor nonmigas tersebut diimpor dari Tiongkok sebesar US$2,73 miliar, Jepang sebesar US$1,68 miliar dan Korea Selatan sebesar US$1,54 miliar.