Bisnis.com, BANDUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat merilis data nilai ekspor Jawa Barat Oktober 2016 mencapai US$2,20 miliar, turun sebesar 3,03 persen dibanding September 2016 yang mencapai US$2,27 miliar.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Jawa Barat Dudung Supriyadi mengatakan penurunan ini utamanya disebabkan turunnya ekspor non migas sebesar 3,59 persen dari US$2,24 miliar menjadi US$2,16 miliar. Sedangkan ekspor migas naik sebesar 39,84 persen dari US$29,20 juta menjadi US$40,83 juta.
“Secara kumulatif nilai ekspor Jawa Barat periode Januari-Oktober tahun 2016 tercatat sebesar US$21,58 miliar, naik tipis sebesar 0,34 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015 yang mencapai US$21,51 miliar,” ujar Dudung, Kamis (1/12).
Ia menambahkan peranan ekspor non migas semakin dominan dengan kontribusi sebesar 98,03 persen terhadap total nilai ekspor dan ekspor migas hanya berperan sebesar 1,978 persen.
Lebih lanjut dia mengatakan secara year-on-year (rentang Oktober 2016 terhadap Oktober 2015), nilai ekspor nonmigas mencapai titik terendah pada Juli 2016 senilai US$1,52 miliar, sedangkan ekspor tertinggi tercatat pada April 2016 dengan nilai US$2,60 miliar.
“Nilai ekspor migas terendah sebesar US$27,81 juta terjadi April 2016 dan tertinggi senilai US$72,37 juta terjadi pada Maret 2016,” tambahnya.
Sementara itu, pangsa pasar terbesar ekspor nonmigas Jawa Barat pada Oktober 2016 adalah Amerika Serikat, Jepang dan Thailand masing-masing senilai US$409,49 juta, US$258,90 juta dan US$143,66 juta dengan peranan ketiganya mencapai 37,62 persen.
Dudung menambahkan volume ekspor Jawa Barat Oktober 2016 sebesar 1,02 juta ton atau naik 49,25 persen disbanding September 2016 yang mencapai 682,89 ribu ton ditopang kenaikan volume ekspor nonmigas sebesar 52,35 persen dan volume ekspor migas yang naik 31,41 persen. (k10)