Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hotel Peninggalan Belanda di Bandung

Ingat Bandung tentu ingat pula bangunan bersejarahnya. Kota Bandung memang cukup terkenal dengan bangunan-bangunan bersejarah berarsitektur kolonial Belanda, mulai dari gedung pemerintahan, rumah pejabat, hingga perhotelan. Tak heran kota tersebut memiliki julukan Parijs Van Java, melihat begitu banyaknya bangunan yang menjiplak arsitektur di Eropa.

Ingat Bandung tentu ingat pula bangunan bersejarahnya. Kota Bandung memang cukup terkenal dengan bangunan-bangunan bersejarah berarsitektur kolonial Belanda, mulai dari gedung pemerintahan, rumah pejabat, hingga perhotelan. Tak heran kota tersebut memiliki julukan Parijs Van Java, melihat begitu banyaknya bangunan yang menjiplak arsitektur di Eropa. Di tengah megahnya hotel-hotel yang dibangun pengembang saat ini, masih saja ada pemilik yang mempertahankan keaslian arsitektur bangunannya. Sebut saja Grand Hotel Preanger dan Savoy Homann Bidakara Hotel. Mari kita urai satu persatu hotel yang menjadi landmark Kota Kembang ini. Grand Hotel Preanger, hotel bintang lima karya perancang Prof Wolf P. Schoemaker ini didirikan pertama kali pada 1897 oleh seorang Belanda, W.H.C. Van Deertekom. Dengan mengusung gaya Indische Empire, hotel ini menjadi tempat berlibur favorit para pemilik perkebunan di Priangan. Oleh Schoemaker sendiri, hotel yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No.81 Bandung ini terus mengalami perombakan, tepatnya pada 1928 dan berganti nama dari Hotel Preanger menjadi Grand Hotel Preanger. Schoemaker yang juga adalah guru besar arsitektur di Technische Hogeschool, kini Institut Teknologi Bandung (ITB), menerapkan gaya arsitektur modern fungsional stream line dengan Art Deco Geometrik. Karena keindahan arsitekturnya tersebut pula, hotel ini pernah menjadi tempat menginap tamu-tamu besar dari berbagai negara peserta Konferensi Asia Afrika yang berlangsung pada 1955. Pada tahun 1980-an,  hotel yang kini dikelola oleh PT Aerowisata ini kembali mengalami perluasan, terutama pada bagian timur. Pada 1998 pihak Aerowisata juga menambah daya tampung dengan membangun tower setinggi 10 lantai. Dengan adanya tower tersebut maka Grand Hotel Preanger memiliki 189 kamar. Terdiri dari 137 kamar superior, 46 kamar eksekutif, 5 kamar suite dan 1 kamar presidential suite. Hotel lainnya yang tidak kalah menarik adalah Savoy Homann Bidakara Hotel, hotel bintang lima yang juga berdiri di kawasan Jalan Asia Afrika No 112 Bandung. Hotel yang semula bernama Hotel Homann tersebut merupakan penginapan yang dijalankan oleh keluarga Homann asal Jerman pada 1880-an. Hotel ini bermula dari bangunan bambu kemudian direkontruksi ke gaya neogothik romantik yang sedang populer pada saat itu. Pada 1939, A.F. Aalbers ditugaskan Direktur Hotel Homann kala itu, Fr. JA. Van Es, untuk mendesain ulang bangunan hotel ke gaya gelombang samudra atau streamline art deco. Sepanjang sejarah berdirinya hotel tersebut, sejumlah artis kenamaan pernah menginap di antaranya adalah Charlie Chaplin, komedian asal Amerika Serikat. Sama seperti Hotel Preanger, Savoy Homann juga pernah menjadi tempat menginap tamu kenegaraan peserta KAA, yaitu Soekarno, Ho Chi Minh dan Tito. Hotel yang juga pernah dijadikan sebagai barak mewah prajurit pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) itu, kini dikelola oleh grup hotel Bidakara sehingga namanya menjadi Savoy Homann Bidakara Hotel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ajijah
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper