Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon mengaku bertanggung jawab atas kerusakan enam rumah warga yang diterjang banjir bandang beberapa waktu lalu.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya menyebutkan pemerintah daerah akan menggunakan anggaran program perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu) untuk merehabilitasi rumah-rumah yang terdampak.
"Kami berkomitmen untuk segera menangani dampak kerusakan ini. Enam rumah warga yang rusak berat sudah kami data, dan perbaikan akan menggunakan anggaran rutilahu. Kami berharap, proses ini dapat berjalan lancar sehingga masyarakat yang terdampak bisa kembali memiliki hunian yang layak," ujar Wahyu, Selasa (21/1/2025).
Wahyu menjelaskan anggaran rutilahu yang digunakan untuk rehabilitasi ini merupakan langkah konkret pemerintah dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi warganya. Ia memastikan, perbaikan rumah akan menjadi prioritas utama setelah banjir bandang yang terjadi pada pekan lalu.
Ia pun sudah memerintahkan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Cirebon untuk mempercepat pelaksanaan program perbaikan ini. "Kita mencoba menyelesaikan permasalahan yang ada di lapangan," kata Wahyu.
Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, proses inventarisasi kerusakan akibat bencana banjir bandang masih terus dilakukan.
Baca Juga
"Meski jumlah rumah yang rusak tidak terlalu banyak, Pemerintah Kabupaten Cirebon tetap mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir susulan," kata Juwanda.
Selain rumah, banjir bandang yang terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan hulu Sungai Cipager ini juga menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum. BPBD Kabupaten Cirebon tengah melakukan inventarisasi untuk memastikan skala dampak yang lebih luas, termasuk kerugian material yang diderita oleh warga.
Juwanda menambahkan, pemerintah daerah telah menyalurkan bantuan darurat kepada warga terdampak. Bantuan tersebut berupa makanan, air bersih, dan perlengkapan darurat untuk memastikan kebutuhan dasar korban bencana dapat terpenuhi.
Proses evakuasi dan pendistribusian bantuan melibatkan berbagai pihak, termasuk relawan dari masyarakat setempat. Dalam menghadapi situasi ini, Pemkab Cirebon juga menyiapkan langkah-langkah perbaikan bagi rumah yang rusak.
"Kami berkomitmen untuk membantu memperbaiki rumah-rumah yang terdampak, terutama mereka yang kondisinya paling parah," jelas Juwanda.
Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur kawasan hulu Sungai Cipager di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat pada Jumat pekan lalu memicu banjir bandang.
Debit air yang meningkat tajam membuat tanggul sungai jebol, menyebabkan air meluap hingga ke permukiman warga. Peristiwa ini berdampak pada ribuan penduduk di lima kecamatan.
Banjir yang terjadi secara tiba-tiba ini menggenangi ribuan rumah. Beberapa kendaraan turut terseret arus. Tiga unit mobil dilaporkan hanyut, dua di antaranya ditemukan tersangkut di Sungai Cipager sekitar Desa Palir, Kecamatan Tengahtani. Kendaraan tersebut ditemukan dalam kondisi rusak parah.
Ribuan warga terdampak oleh bencana ini. Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, dan Polri bergerak cepat melakukan evakuasi. Lansia dan balita menjadi prioritas utama dalam proses penyelamatan.
Meskipun banjir telah mulai surut, proses evakuasi dan pendataan masih berlangsung. Petugas terus memantau kondisi di lapangan untuk memastikan keselamatan warga serta menilai kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana ini.