Bisnis.com, CIREBON - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), sektor perhotelan di Kabupaten Cirebon mulai menunjukkan peningkatan okupansi kamar.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cirebon Ida Kartika menyampaikan tren pemesanan kamar pada Desember ini mengalami kenaikan sebesar 10-15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Meskipun kenaikannya belum signifikan, ini adalah perkembangan positif. Mulai tanggal 22 Desember, kami sudah melihat peningkatan pemesanan kamar di beberapa hotel, meskipun tidak merata di seluruh hotel,” ujar Ida, Kamis (19/12/2024).
Menurut Ida, peningkatan okupansi ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk selesainya Pilkada, masa libur sekolah, pencabutan penyekatan perjalanan, serta gencarnya promosi wisata. “Wisata di setiap wilayah kini semakin berkembang. Dengan kemudahan akses melalui dunia digital, wisatawan bisa mencari dan memesan hotel dengan lebih mudah,” tambahnya.
Kabupaten Cirebon memiliki total 25 hotel yang tergabung dalam PHRI. Dari jumlah tersebut, terdapat dua hotel berbintang empat, yaitu Hotel Patra dan Hotel Aston. Sisanya adalah hotel berbintang tiga dan dua.
“Memang kondisi setiap hotel berbeda-beda, baik dari segi okupansi maupun harga. Namun, kami optimis libur akhir tahun ini dapat membantu meningkatkan pendapatan sektor perhotelan yang sempat terpuruk selama bulan-bulan sebelumnya,” jelas Ida.
Baca Juga
Ida juga mengungkapkan, kenaikan okupansi kamar mulai terasa sejak minggu ini. Namun, tingkat pemesanan kamar masih bergantung pada masing-masing hotel. Beberapa hotel mencatat kenaikan signifikan, sementara yang lain masih dalam tahap perbaikan.
PHRI Kabupaten Cirebon berharap tingkat okupansi kamar pada Desember ini dapat mencapai 50 hingga 70 persen. Angka tersebut diharapkan dapat membantu menutupi kerugian dari bulan-bulan sebelumnya yang sepi akibat rendahnya kunjungan wisatawan.
“Kami optimis bahwa Desember ini bisa menjadi momentum kebangkitan sektor perhotelan. Target kami adalah okupansi minimal 50 persen, bahkan kalau bisa mencapai 70 persen. Ini sangat penting untuk menutupi kerugian yang dialami sebelumnya,” tutur Ida.
Selain itu, Ida berharap agar pemerintah dan pelaku wisata terus bersinergi untuk meningkatkan daya tarik pariwisata di Kabupaten Cirebon. Ia juga menekankan pentingnya promosi wisata yang lebih gencar agar Cirebon menjadi destinasi pilihan wisatawan.
Ida mengakui, menjelang libur akhir tahun, sebagian besar hotel di Kabupaten Cirebon telah menyesuaikan harga kamar. Hal ini menjadi kebijakan umum di industri perhotelan untuk menyesuaikan dengan tingginya permintaan selama periode tertentu.
“Memang ada perubahan harga, tetapi ini adalah hal yang wajar dalam industri perhotelan. Kami tetap memastikan bahwa pelayanan yang diberikan sebanding dengan harga yang ditawarkan,” ujar Ida.
Selain itu, operasional hiburan di hotel juga mengikuti aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri, jam operasional hiburan di hotel dibatasi hingga pukul 12 malam.
Ida menyatakan, PHRI Kabupaten Cirebon optimistis menghadapi tahun 2025. Dengan perkembangan teknologi dan promosi wisata yang semakin maju, ia yakin sektor perhotelan akan terus berkembang dan menjadi penopang utama perekonomian daerah.
“Kami berharap momentum libur Nataru ini menjadi awal dari kebangkitan sektor pariwisata dan perhotelan di Cirebon. Dengan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, kami yakin sektor ini akan semakin maju,” tutup Ida.