Bisnis.com, CIREBON - Sektor listrik, gas, dan air yang sebelumnya menjadi tulang punggung investasi di Kabupaten Cirebon selama satu dekade terakhir, kini tidak lagi menjadi penyumbang terbesar terhadap realisasi investasi di wilayah tersebut.
Pada semester I/2024, kontribusi sektor tersebut tercatat hanya sebesar Rp2,92 miliar, mengalami penurunan signifikan. Tahun lalu, realisasi yang dicatatkan dari sektor ini mampu menembus Rp917,9 miliar.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cirebon Dede Sudiono mengatakan pergeseran ini menunjukkan adanya perubahan dinamika investasi di Kabupaten Cirebon.
"Selama 10 tahun terakhir, sektor listrik, gas, dan air selalu menjadi penyumbang utama realisasi investasi. Namun, pada semester pertama 2024, sektor tersebut tidak lagi memimpin," kata Dedu, Selasa (15/10/2024).
Menurut Dede, penurunan kontribusi sektor ini bukan berarti terjadi pelemahan ekonomi, melainkan adanya peralihan fokus investor ke sektor-sektor lain yang saat ini lebih prospektif di Cirebon.
Dede menjelaskan, selama semester I/2024, sektor yang kini menjadi penyumbang terbesar terhadap realisasi investasi adalah industri makanan dan alas kaki. Kedua sektor tersebut mencatatkan kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga
Dalam kurun waktu enam bulan pertama, sektor industri makanan mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp161,1 miliar. Sedangkan, industri alas kaki Rp161,4 miliar.
"Investor kini lebih banyak menanamkan modal mereka di sektor-sektor yang memiliki potensi jangka panjang dan dampak ekonomi yang lebih luas, seperti yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi lokal dan regional," jelas Dede.
Perubahan tren ini juga didukung oleh infrastruktur yang semakin memadai di Kabupaten Cirebon, termasuk akses jalan tol dan pelabuhan, yang memudahkan kegiatan industri dan distribusi barang.
Meski sektor listrik, gas, dan air mengalami penurunan kontribusi, DPMPTSP Kabupaten Cirebon tetap optimistis terhadap prospek investasi di wilayah tersebut pada tahun 2024.
Dede menyebutkan, pemerintah daerah akan terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, termasuk melalui penyederhanaan perizinan dan insentif bagi investor di sektor-sektor strategis.
“Kami terus mendorong percepatan layanan perizinan dan memberikan kemudahan-kemudahan bagi para investor. Selain itu, kami juga fokus pada pengembangan kawasan industri yang ramah lingkungan agar bisa menjadi daya tarik tambahan bagi para investor,” ujarnya.
Dengan pergeseran tren investasi ini, pemerintah daerah juga berencana untuk mengoptimalkan potensi sektor lain yang belum tergarap secara maksimal, seperti pariwisata dan sektor ekonomi kreatif.
Meski demikian, tantangan masih ada, terutama dalam menghadapi persaingan dengan daerah lain yang juga menawarkan potensi investasi menarik.
Dede menuturkan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa Kabupaten Cirebon tetap kompetitif dan mampu menyediakan infrastruktur yang memadai untuk mendukung investasi.
“Kita harus terus berbenah, baik dari segi pelayanan maupun infrastruktur. Persaingan dengan daerah lain sangat ketat, sehingga kita harus memastikan bahwa Cirebon menawarkan lebih dari sekadar lokasi strategis, tetapi juga ekosistem yang mendukung keberlanjutan usaha bagi para investor,” kata Dede.