Bisnis.com, GARUT - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 5,71 juta tanaman kopi belum menghasilkan dan 464.389 tidak menghasilkan di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Kepala BPS Jawa Barat Edward Sitorus mengatakan pengaruh tanaman kopi yang belum menghasilkan karena masih muda atau tanaman sudah cukup umur tetapi belum dapat menghasilkan lantaran tidak cocok dengan iklim, ketinggian tempat, kondisi tanah, dan sebagainya.
"Sementara, tanaman kopi tidak menghasilkan terjadi karena dalam kondisi tua, rusak atau mandul," kata Edward dalam keterangan tertulis, Senin (14/10/2024).
Edward menyebutkan, produksi kopi dari Kabupaten Garut menjadi salah kontributor terbesar di Jawa Barat setelah Kabupaten Bandung. Letak geografi daerah tersebut mendukung untuk menanam berbagai jenis kopi dengan kualitas yang baik.
Di Kabupaten Garut, ada tiga jenis perkebunan, yakni perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta, dan perkebunan besar rakyat.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin melepas ekspor kopi CV Wanoja Patra Jaya dan Gravfarm Indonesia ke Arab Saudi dan Belanda.
Baca Juga
Pelepasan tersebut berlangsung di Bale Pare Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (12/10/2024).
CV Wanoja Patra Jaya mengekspor sebanyak 19,2 ton kopi ke Arab Saudi dengan nilai US$200.000. Sedangkan Gravfarm Indonesia mengekspor 360 kilogram kopi dengan nilai US$4.600. Jika diakumulasikan, ekspor kedua pelaku usaha kopi tersebut sekitar Rp3,5 miliar.
Dua kopi tersebut berasal dari Bandung Selatan dan Garut Selatan.