Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kota Cirebon resmi merilis kamus Bahasa Cirebon edisi pertama dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-579 Kota Cirebon.
Pemerintah Kota Cirebon resmi meluncurkan Kamus Bahasa Cirebon edisi pertama. Kamus tersebut dibuat dalam rangka melestarikan warisan kekayaan budaya serta memperingati hari jadi Kota Cirebon ke-579.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon Agus Sukmanjaya mengatakan kamus tersebut memiliki sekira 5.000 kosakata yang berasal dari Cirebon, bahasa Indonesia, maupun bahasa Arab.
Menurutnya, perpaduan tersebut mencerminkan keragaman serta kekayaan budaya yang telah melekat di Cirebon selama berabad-abad.
“Kamus ini menjadi kado istimewa bagi masyarakat, karena peluncurannya bertepatan dengan hari jadi ke-579 Kota Cirebon. Setiap kata dalam kamus ini seperti potongan sejarah yang mengisahkan perjalanan panjang kota ini,” kata Agus, Senin (22/7/2024).
Agus menyebutkan, penyusunan kamus tersebut melibatkan pebudayawan serta akademisi dari Lembaga Basa Cirebon dan Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon.
Baca Juga
Menurut Agus, keterlibatan tim tersebut untuk memastikan kamus ini tidak hanya akurat, melainkan komprehensif dan mencakup berbagai aspek kekayaan bahasa yang ada di Cirebon.
“Kami akan coba berikhtiar lagi bagaimana kemudian di edisi-edisi berikutnya lebih lengkap dan lebih komprehensif. Ini menjadi langkah pertama untuk pemerintah daerah dalam membuat kamus sendiri,” jelas Agus.
Selain itu, lanjut Agus, kamus tersebut untuk melestarikan warisan budaya daerah dan menjadi bahasa Cirebon diakui sebagai bahasa daerah yang ditetapkan langsung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia.
Nantinya, kamus tersebut tidak hanya diproduksi dalam bentuk cetak, melainkan diluncurkan secara digital yang bisa diakses dengan mudah oleh semua lapisan masyarakat.
"Secara linguistik memang belum diakui. Padahal, bahasa Cirebon bisa berdiri sendiri sebagai bahasa daerah. Kami usulkan ke Kemendikbudristek untuk melihat aspek historis dari bahasa Cirebon,” kata Agus.