Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobilitas Wisatawan di Kabupaten Cirebon Landai Pada Momen Lebaran 2024

Momen lebaran 2024,mobilitas wisatawan di kabupaten Cirebon melandai
Masjid Agung Sumber, Cirebon./Bisnis-Kim Baihaqi
Masjid Agung Sumber, Cirebon./Bisnis-Kim Baihaqi

Bisnis.com, CIREBON- Wisata di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kurang diminati banyak wisatawan pada masa libur Hari Raya Idulfitri 1445 H. Sejumlah objek wisata unggulan yang ada di kabupaten tersebut pun terpantau landai.

Pantauan salah satu objek wisata adalah Kawasan Batik Trusmi di Kecamatan Weru.  Suasana di pusat belanja batik itu tidak terlalu ramai. Lalu lalang kendaraan di kawasan tersebut masih didominasi oleh warga lokal.

Kemudian di kawasan wisata Religi Sunan Gunung Jati di Kecamatan Gunungjati pun terpantau masih landai. Peziarah yang datang pun sebagian merupakan warga lokal Kabupaten Cirebon.

Pemilik kios batik di Centra Batik Trusmi, Yani mengatakan, selama libur Lebaran saat ini tidak lonjakan kedatangan wisatawan. Padahal, lokasi pusat penjualan batik berada di jalur pantai utara (pantura) yang dilintasi pemudik.

"Tidak ramai. Masih seperti hari biasa saja," kata Yani, Senin (15/4/2024).

Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Cirebon belum mengalami kenaikan signifikan dalam lima tahun terakhir. Padahal, wilayah yang berada di ujung timur Jawa Barat ini memiliki sejumlah objek unggulan, mulai dari wisata budaya, religi, hingga kuliner.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), selama 2019-2023 jumlah wisatawan yang melancong ke Kabupaten Cirebon hanya 4.107.162 orang.

Dari jumlah itu, pada 2019 menerima kunjungan sebanyak 1.484.010 wisatawan, 2020 sebanyak 506.841 wisatawan, 2021 sebanyak 453.282 wisatawan, 2022 sebanyak 691.975, dan 2023 sebanyak 971.054 wisatawan.

Wilayah timur Jawa Barat ini hanya mampu mengandalkan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati di Kecamatan Gunungjati.

Wisata religi tersebut masih banyak mengundang wisatawan untuk dibandingkan tempat lainnya.

Di balik kekayaan potensi tersebut, sektor pariwisata masih di hadapkan dengan permasalahan jalan rusak, minimnya penerangan jalan umum (PJU), hingga kurangnya fasilitas penampungan sampah.

Kondisi tersebut terjadi di Kawasan Wisata Batik Trusmi. Jalan rusak yang terjadi di kawasan tersebut menghambat mobilitas wisatawan maupun masyarakat. Sepanjang 500 meter di ruas jalan itu mengalami kerusakan parah. 

Pengendara yang melintas harus menghindari lubang dan terpaksa menurunkan laju kecepatan kendaraan. Kondisi kian parah setelah hujan deras mengguyur. Genangan muncul dihampir semua jalan yang berlubang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper